Mungkin banyak perdebatan terkait pemilihan bahan "kardus" sebagai kotak suara. Pilihan ini menggantikan bahan aluminium. Sontak tagar #kotaksuarakardus menjadi trending topic pembicaraan. Apakah benar kardus itu seperti kardus mie instan? Setelah itu, kardus tersebut pakai gembok lagi. Waduh, lucu engga tuh.
Sebelum para pengguna media sosial mengumpat dan membuat meme atau membagikan berita yang entah darimana asalnya. Saya memberikan usul.Â
Pertama, lihat dan ikuti facebook Pramono Ubaid Thantowi, anggota KPU RI. Sebagai komisioner, status Pramono bisa menjadi salah satu pertimbangan dan bahan perbandingan sebelum mengomentari kardus.
Kedua, coba lihat beberapa facebook pegiat pemilu. Ada status atau postingan yang menjelaskan kardus dalam pemilu. Bagaimana pemilu mengenal kotak suara kardus? Setidaknya perdebatan antar pegiat pemilu memberi kita bahan analisis tambahan. Sehingga, komentar tentang kardus lebih objektif. Bukan hanya menyeragamkan kardus mie instan sebagai kotak suara.
Ketiga, coba lihat beberapa video yang tadi siang, Senin, 17 Desember 2018, menjadi jejak digital bagaimana kardus yang dijadikan kotak suara.
Simulasi Pertama
Simulasi Kedua
Simulasi Ketiga
Simulasi Keempat
Pada video simulasi, nampak Ketua KPU Arif Budiman melakukan beberapa tes terhadap kotak suara yang terbuat dari kardus tersebut. Jenis tes yang dilakukan antara lain:
Pertama, Tes ketahanan, Pak Arif Budiman duduk di atas kotak suara. Ternyata tahan dan tidak penyok? Apakah sama kardus itu dengan kardus mie instan? .
Untuk membuktikannya, coba ambil kardus biasa. Lalu duduki, apakah daya tahannya sama? Jika sama, berarti KPU salah mengambil keputusan bahan kotak suara. Jika kardus biasa tidak mampu menahan berat badan kita. Maka, jangan terlalu cepat menghakimi bahan kotak suara yang lagi viral ini.
Kedua, Tes ombak, begitu istilah para juru foto, video dan wartawan sampaikan di halaman KPU RI. Mereka ingin melihat bagaiman Ketua KPU menyiram dinding atau sisi kotak suara "kardus".Â
Hasilnya, ternyata, air tidak menembus isi kotak suara. Nah, sekarang tugas para nyeyelers, ambil kardus biasa, lalu semprotkan air. Apakah tembus? Jika tembus, maka kotak suara kardus KPU berbeda dengan kardus-kardus di sekitaran lingkungan kita.
Saya bukanlah pro-KPU soal kardus-kardusan. Akan tetapi, sulit mempercayai meme-meme yang beredar terkait kardus. Sindiran atas kotak suara yang tidak pada tempatnya. Mungkin saja ada kelemahan dari bahan kotak suara tersebut. Akan tetapi, sebelum menghakimi, pastikan dulu kardus KPU sama atau tidak dengan kardus yang muncul dalam pemikiran kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H