Sebagai contoh, menghargai perjuangan para peneliti dan pengkaji sesuai akademis. Mereka yang telah menyelesaikan skripsi, tesis dan disertasi tentang demokrasi dan pemilu. Selain mendapatkan surat khusus dengan isi: "kami berterima kasih atas perjuangan anda menguatkan demokrasi melalui tugas akhir kuliah. Teruslah mengawal demokrasi".
Setelah itu, penyelenggara bekerjasama dengan stakeholder terkait atau lembaga donor untuk menerbitkan semua skripsi, tesis dan disertasi tersebut. Itu adalah bentuk penghargaan yang luar biasa. Sekaligus menguatkan literasi demokasi dan kepemiluan. Sehingga, para peneliti itu memiliki motivasi untuk terus mengkaji pemilu yang demokratis ala Indonesia.
Sedangkan untuk lembaga, menghargai mereka melalui cara seremonial mewah dan pemberian piagam, tetap menjadi agenda yang cukup baik untuk dipertahankan. Selain memberi sedikit kebahagiaan atas keringat mereka. Juga membuat acara sosialisasi dan mengampanyekan program partisipatif.
Namun, demi upaya terbaik, juga menguatkan program pendidikan kepemiluan. Ada baiknya, penerima penghargaan mendapatkan beasiswa khusus bidang kepemiluan. Misalnya, bekerjasama dengan perguruan tinggi yang menyediakan ruang bagi penerima beasiswa Indonesia Election Award. Baik untuk program Sarjana Politik Pemilu atau Magister Tata Kelola Pemilu.
Hal seperti ini, mirip dengan program beasiswa dari Kemenpora kepada perwakilan organisasi kepemudaan. Setiap tahun, selalu ada beasiswa pemuda dengan tujuan kampus dan jurusan yang telah ditentukan. Contoh lain adalah beasiswa Jentera di Sekolah Tinggu Hukum Indonesia Jentera. Kerjasama ini cukup menjanjikan dalam menguatkan program Pemenuhan Hak Atas Pendidikan Pemilu.
Sekurang-kurangnya adalah memberi kesempatan agar ada pertemuan khusus mingguan. Antara penyelenggara dengan organisasi masyarakat sipil dan lainnya. Pertemuan ini bertujuan agar terbinanya hubungan baik yang profesional dan objektif di seluruh wilayah nusantara. Bukan hanya di pusat (Jakarta), tetapi diseluruh kantor-kantor penyelenggara pemilu di kabupaten/kota.
Mengutip istilah warung Kopi JaDI; "Dari Kopi Jadi Kawan." Dari diskusi berkelanjutan setiap sekali seminggu. Kita menguatkan peran rakyat dalam pemilu. Seterusnya, semua "perkawanan" nasional mengurangi masalah-masalah kepemiluan. Semoga saja. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H