Pembelahan kekuatan pemuda dengan nama KNPI masih berlangsung. Satu KNPI menyelenggarakan kongres di Jakarta. Yang lainnya menyelenggarakan kongres di Aceh.
Pembelahan kekuatan KNPI ini seakan membuktikan dua kekuatan politik nasional. Seperti pertarungan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden. Antara Jokowi dengan Prabowo. Dua kekuatan ini menjadi dasar pemuda untuk menolak persatuan.
Kongres KNPI di Jakarta telah usai. Sedangkan Kongres di Aceh akan berlangsung pada tanggal 6-8 Desember 2018. Bagaimana mungkin, egoisme pemuda begitu tinggi? Sehingga persatuan dalam satu nama KNPI sulit tercapai.
Padahal, pemuda dan KNPI diharapkan mampu menjadi penyejuk jiwa situasi panas politik. Bayangkan saja, kita sudah capek dengan istilah-istilah politik tanpa makna dan tidak mendidik.
Sehingga, hanya kepada pemudalah harapan pemenuhan sila 'Persatuan Indonesia'. Namun, pemuda di KNPI telah menentukan sikap. Yaitu sikap untuk menolak persatuan dan penguatan satu KNPI.
Apabila persatuan KNPI membutuhkan waktu. Maka, potensi pertikaian politik antar dua kubu akan menambah masalah kepemiluan. Karena, perseteruan Jokowi dan Prabowo akan menambah warna perbedaan pemuda.
Politik Pemuda
Dari sisi kepentingan partisipasi politik. Pemuda memiliki peran yang cukup vital. Kehadirannya, pemikiran dan tindakannya menjadi barometer pemersatu. Keaktifan pemuda secara nasional diharapkan menyelesaikan masalah-masalah demokrasi prosedural.
Pemuda, dalam hal ini KNPI, memiliki kesempatan untuk menguatkan pelembagaan pemilu. Mulai dari membantu program penyelenggara pemilu. Mengawasi kegiatan peserta pemilu. Juga menyelenggarakan pendidikan pemilu/politik bagi pemuda.
Untuk bisa mencapai mimpi pemuda yang partisipatif. Maka, agenda kongres KNPI harus mengakomodasi suara kawal demokrasi. Program KNPI wajib mengikuti perkembangan politik nasional. Sebuah upaya menjadi alat penyempurna proses dan hasil pemilu.
Untuk bisa mengawal demokrasi, KNPI membutuhkan Kongres yang berjalan dengan asas jujur, adil, transparan, dan akuntabilitas. Kepentingan kongres pemuda adalah merumuskan agenda nasional. Salah satunya mengupayakan partisipasi aktif pemuda dan pemilih pemula.
Penyusunan program KNPI Kawal Demokrasi membutuhkan kesepahaman antar kandidat. Nakhoda baru untuk KNPI harus memiliki niatan menjaga demokrasi internal pemuda. Agar mampu mengaplikasikan pada demokrasi prosedural melalui pemilu.
Oleh sebab itu, Kongres KNPI, baik di Jakarta maupun Aceh. Wajib membuktikan peran politik pemuda. Pembuktian melalui kesepakatan bersama. Bahwa pemuda Indonesia siap menjaga pemilihan yang jujur dan berkedailan.
Menjaga Marwah Pemuda
Kongres pemuda perlu menampilkan wajah pembaharu. Semangat mengontrol kondisi sosial, menjadi agen pembaharuan, mengawal pemerintahan dan ikut menumbuhkembangkan kegiatan advokasi masyarakat.
Demokrasi internal pemuda cukup menerima masalah dari dalam dan luar. Misalnya pemuda yang menjadi calon anggota DPR, DPD atau tim pemenangan. Sedangkan diwaktu bersamaan, adalah peserta kongres KNPI. Apakah netralitas akan terjaga?
Kalau pemuda sulit menjaga nalar politik yang sehat. Ikut mempengaruhi proses dengan praktik kecurangan, perkelahian, kritik dengan ejekan. Maka, permasalahan akan panjang. Bisa jadi terbawa arus Pilpres 2019.
Oleh sebab itu, calon ketum, peserta dan panitia kongres KNPI harus siap menegakkan aturan. Jika ada upaya yang mencoba-coba praktik politik uang. Atau politik hoax selama kongres. Ada baiknya langsung menegakkan aturan, bisa melalui jalur hukum atau pemecatan status keanggotaan.
Jika pemuda sulit bersatu. Tidak bisa bermusyawarah. Lalu mengerahkan segala upaya tanpa etika. Kepada siapa kita menumpangkan harapan masa depan perbaikan demokrasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H