Cara lain adalah dengan menulis surat. Memang lucu, kenapa saya memberi usul menulis surat. Akan tetapi, mari kita renungkan sejenak. Para penulis dahulu juga seorang yang terbiasa menulis surat.
Misalnya, surat untuk orang tua dengan tujuan memberi kabar. Menulis surat untuk teman dengan maksud berbagi cerita. Atau menulis surat untuk pujaan hati. Dengan rayuan maut, lengkap gombalan sakti pemberi harapan. Surat adalah karya tulis yang ampung untuk melatih kita dalam hal menulis.
Memang, zaman dimana teknologi semakin canggih. Kebiasaan menulis surat sudah hilang. Tergantikan dengan chattingan, telp bahkan videocall. Tanpa disadari, kemampuan menulis kita berkurang dari masa kemasa.
Oleh sebab itu, cobalah kembali menulis surat. Isinya sesuai dengan apa yang ingin kita tulis. Misalnya, surat untuk Presiden, Anggota DPR, Politisi, Penegak Hukum, Ekonom, Sastrawan dan sebagainya. Tulislah dengan bahasa sederhana. Seakan-akan kita sedang bertegur sapa dan ngobrol di salah satu sudut warung kopi.
Menulis Suara
Nah, ini adalah salah satu jurus rahasiaku. Saat pertama kali tulisan dimuat oleh koran lokal di Sumatera Barat. Tulisan kolom opini itu berasal dari rekaman suara. Perdebatan dan diskusi yang seru. Lalu, ku tulis dan dimuat. Cukup mudah.
Pada waktu itu, sedang ribut soal korupsi. Kebetulan ada senior yang hobby menceramahi siapa saja. Tanpa dia sadari, tanganku menyalakan alat perekam suara di telpon pintar. Lalu, kutanyai dia dengan banyak persoalan. Dengan sendirinya, sang penceramah menyampaikam gagasan. Cukup lama, hingga berjam-jam.
Kemudian, aku menuliskan apa yang kami diskusikan. Untuk memberikan penguatan atau menambah paragraf. Aku memutar rekaman suara, lalu menuliskannya pada catatan awal yang sudah kusiapkan. Inilah cara paling mudah dalam menulis. Tinggal mencari orang yang kita anggap pakar. Lalu tanyai dan diskusi, jangan lupa direkam. Kemudian, ketik di notebook/leptop sembari mendengar rekaman.
Setelah selesai, baru ke tahap editing. Coba perhatikan setiap paragraf. Jika terasa sudah cukup. Baca sekali lagi dan kirim ke media.
Jurus Sakti
Terakhir, jurus sakti yang semua orang mengetahuinya. Tetapi, kesaktian jurus ini membutuhkan pengorbanan. Waktu, pikiran, tenaga, komitmen dan keseriusan. Jurus ini bernama menulislah.