>Akan tetapi, muncul situasi, bahwa salah satu warga negara membentuk aturan sendiri. Kadang-kadang, dia menghakimi pendapat orang lain. Bahkan, ada manusia yang melarang manusia lain untuk menyampaikan hasil pemikirannya.
This is life. Free and free man. Including freedom and freedom of thought. Can be blocked or restricted by others.
>Ini lah kehidupan. Manusia yang bebas dan merdeka. Termasuk kebebasan dan kemerdekaan berfikir. Bisa terhalang atau dibatasi oleh orang lain.
>Lalu, untuk apa hak asasi manusia? Kita mendukung demokrasi dan hak asasi manusia. Di lain sisi, sebagian manusia menghakimi orang lain atas upaya memperjuangkan hak-hak dan kebebasan.
For me. Nothing is more cruel than limiting freedom of thought and opinion. Indeed, people are free to argue. If you do not like the opinions or thoughts of others. So, make different thoughts and opinions.
>Bagi saya. Tidak ada yang lebih kejam selain membatasi kebebasan berfikir dan berpendapat. Sungguh manusia bebas berpendapat. Jika tidak suka dengan pendapat atau pemikiran orang lain. Maka, buat lah pemikiran dan pendapat yang berbeda.
Never need a human brain. Because the brain is God's creation. Greetings of human rights. Greetings of democracy.
>Jangan pernah membutuh otak manusia. Karena otak adalah ciptaan Tuhan. Salam hak asasi manusia. Salam demokrasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H