Mohon tunggu...
Andrian Habibi
Andrian Habibi Mohon Tunggu... Konsultan - Kemerdekaan Pikiran

Menulis apapun yang aku pikirkan. Dari keresahan atau muncul untuk mengomentari sesuatu. Cek semua akun dengan keynote "Andrian Habibi".

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Freedom of Opinions" [Kemerdekaan Beropini]

3 Februari 2018   22:54 Diperbarui: 3 Februari 2018   23:04 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gulita Dalam HAM. (Foto: PBHI)

>Akan tetapi, muncul situasi, bahwa salah satu warga negara membentuk aturan sendiri. Kadang-kadang, dia menghakimi pendapat orang lain. Bahkan, ada manusia yang melarang manusia lain untuk menyampaikan hasil pemikirannya.

This is life. Free and free man. Including freedom and freedom of thought. Can be blocked or restricted by others.

>Ini lah kehidupan. Manusia yang bebas dan merdeka. Termasuk kebebasan dan kemerdekaan berfikir. Bisa terhalang atau dibatasi oleh orang lain.

Foto redaksi Siperubahan.com
Foto redaksi Siperubahan.com
Then, for what human rights? We support democracy and human rights. On the other hand, some people judge others for the struggle for rights and freedoms.

>Lalu, untuk apa hak asasi manusia? Kita mendukung demokrasi dan hak asasi manusia. Di lain sisi, sebagian manusia menghakimi orang lain atas upaya memperjuangkan hak-hak dan kebebasan.

For me. Nothing is more cruel than limiting freedom of thought and opinion. Indeed, people are free to argue. If you do not like the opinions or thoughts of others. So, make different thoughts and opinions.

>Bagi saya. Tidak ada yang lebih kejam selain membatasi kebebasan berfikir dan berpendapat. Sungguh manusia bebas berpendapat. Jika tidak suka dengan pendapat atau pemikiran orang lain. Maka, buat lah pemikiran dan pendapat yang berbeda.

Never need a human brain. Because the brain is God's creation. Greetings of human rights. Greetings of democracy.

>Jangan pernah membutuh otak manusia. Karena otak adalah ciptaan Tuhan. Salam hak asasi manusia. Salam demokrasi.

Kebebasan Menulis. (Foto: Qureta & Wahid Foundation)
Kebebasan Menulis. (Foto: Qureta & Wahid Foundation)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun