Mohon tunggu...
Andrian Habibi
Andrian Habibi Mohon Tunggu... Konsultan - Kemerdekaan Pikiran

Menulis apapun yang aku pikirkan. Dari keresahan atau muncul untuk mengomentari sesuatu. Cek semua akun dengan keynote "Andrian Habibi".

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berkat Ibu, Aku Bisa Hidup dan Belajar Kehidupan

15 Desember 2017   13:57 Diperbarui: 15 Desember 2017   14:01 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu, perempuan yang mengandung dan melahirkanku. Kata Ibu, saat tangisku pecah di siang hari, Jum'at, 20 Oktober. Tubuhku begitu kecil. Sungguh kecil dan harusnya dirawat inap.

Tetapi, Ibu dan ayah tidak punya uang. Sehingga terpaksa membawaku pulang. Setiap hari. Ibu membakar rempah-rempah. Lalu menghangatkan diriku diatasnya.

Tangisnya sembari berdoa demi kesehatanku. Ibu bilang, dia bersyukur karena aku bisa hidup sampai sekarang. Ibu juga berkata, bisa hidup aja sudah bahagia. Dia tidak membutuhkan apa-apa selain melihatku hidup dan terus tumbuh.

Berkat kesabaran ibu lah aku bisa hidup. Perjuangannya tiada akhir. Saat aku masih di kandungan, dia tetap bekerja. Setelah lahir, Ibu merawatku. Bahkan sampai ku sekolah, ibu lah guru pertama dan pembimbingku memahami kehidupan ini.

Berkat Ibu aku bisa hidup. Berkah ibu juga, aku belajar kehidupan.

Ibu selalu menggoda untuk memberikan semangat. Sejak kecil aku mendapat ejekan "hitam dan jelek".

Ibu bilang, aku ini ganteng. Ya iya lah. Aku kan anak ibu.

Kalau ibu orang lain, belum tentu mengatakan aku ganteng. Tapi, senyum ibu mencoba meyakinkan bahwa hitam bukan suatu kejelekan.

Kalau merasa malu. Berarti tidak mengakuik Ibu sebagai ibuku. Parahnya, tidak bersyukur telah diciptakan oleh Tuhan.

Ibu oh ibu

Berkat Ibu, aku bisa sekolah. Mulai dari TK, SD, SMP, SMA dan menyelesaikan S1. Ibu lah guru yang mengurusi pendidikanku. Tidak pernah lelah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun