Jadi lah ngopi sebagai ajang pamer. Bukan menikmati kopi sebagai bahagian dari prosea kehidupan. Memang ada yang hanya menyediakan beberapa menit untuk menikmati kopi di kafe. Tapi jarang kita menemui orang seperti ini.
Bagi guruku, ngopi adalah alat untuk saling berbagi. Dia -kopi- menjadi bahan awal pembuka cerita. Kemudian dua orang saling sahut menyahut. Mencari titik terang di gelapnya realita kehidupan.
Ngopi adalah gaya hidup. Bukan gaya mahal. Ngopi bisa mencairkan masalah. Terkadang membawa mamfaat. Tidak jarang menambah pengetahuan. Asalkan tahu niat awal dari ngopi bareng.
Ngopi di halaman itu selalu berbeda. Karena kami membicarakan perbedaan pendapat. Namun tetap bisa ngopi semeja. Sejak itu guru mengajarkan kepadaku.
"Kamu boleh berperang pendapat, tapi saat ngopi, bersahabatlah bahkan dengan orang yang memusuhimu" pesan guru kepadaku.
Benar juga. Mana mungkin kita mengangkat gelas berisi air kopi ke meja lain. Ketika seorang yang berbeda cara pandang duduk satu meja. Nikmati saja kopi secara perlahan. Lalu selesaikan masalah yang bagaikan benang kusut. Uraikan setiap masalah hingga menemukan jalan penengah.
Maksudnya adalah apa yang dibicarakan saat ngopi harus dicatat. Apabila ada pertanyaan. Catat dan cari jawabannya di lain waktu. Jika ada hasil pembicaraan yang menarik. Catat dan baca untuk lebih memahami akar masalah.
Sehingga kami terbiasa menimba ilmu saat ngopi sore. Bagiku, ngopi bukan hanya menikmati segelas kopi. Ngopi adalah cara mendapatkan ilmu pengetahuan. Bisa juga mendapatkan penjelasan atas peristiwa, informasi dan data.
Ngopi lah untuk belajar. Belajarlah memahi proses ngopi. Dengan demikian, pengetahuanmu akan bertambah dalam hal teknis. Jadikan gaya hidup ngopi sebagai penghargaan bagi petani kopi. Juga cintailah suasana ngopi. Dimanapun dan kapanpun.
Jika ingin tahu sesuatu. Datang lah dengan segelas kopi. Lalu duduklah bersama di satu meja. Setelah itu, pahitnya kopi bisa ditambah dengan gula. Pahitnya masalah bisa selesai bila kita terbuka.