Mohon tunggu...
Andrian Habibi
Andrian Habibi Mohon Tunggu... Konsultan - Kemerdekaan Pikiran

Menulis apapun yang aku pikirkan. Dari keresahan atau muncul untuk mengomentari sesuatu. Cek semua akun dengan keynote "Andrian Habibi".

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ngopi dan Teman

25 November 2017   02:18 Diperbarui: 26 November 2017   02:34 6346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kopi Susu Kampung. (Lokasi: Goeboek Coffe Cikini)

Suatu ketika, meja kopi masih kosong. Bersih tanpa ada benda apapun. Sehingga seseorang pengunjung memesan segelas kopi. Dengan sigap, peracik dan menyedia membuat meja itu terisi oleh segelas kopi. Tapi masih segelas. Tanda bahwa yang memesan hanya satu orang.

Kadang kala, ada yang memesan dua. Tanda ada pasangan. Atau meja terisi penuh bukti ramai yang duduk mengelilingi meja tersebut. Nah, kita akan  bicara satu meja dengan satu pengunjung. Pernah melihat ada pengunjung yang berlama-lama hanya untuk menghabiskan segelas kopi?

Jika pernah. Itu pertanda anda masih bisa menambah segelas kopi untuk menemaninya. Terlebih jika hanya meja itu saja yang bisa ditumpangi gelas anda. Silahkan saja. Loh, bukannya itu tidak sopan. Duduk bersama orang yang tidak dikenal dan berbagi meja. Jangan khawatir. Pecinta kopi suka berteman, bahkan dengan orang yang meminta izin berbagi meja.

Ngopi itu mempermudah perkenalan antar dua orang yang tidak saling kenal. Karena pecinta kopi tidak akan sanggup menahan rasa untuk berbagi. Tentu saja berbagi cerita, nikmatnya kopi saat menyentuh lidah. Mana tahan memendam rasa sendirian. Pecinta kopi akan senang jika duduk dengan pecinta kopi lainnya.

Suatu ketika, mungkin kita pernah mengalami contoh kasus lain. Seperti wartawan yang harus mengorek informasi dari narasumber. Jikalau narasumber tersebut memang sulit untuk diajal bicara. Kadang, kita harus mengajaknya untuk menikmati segelas kopi. Barulah informasi di dapat.

Kopi Susu Kampung. (Lokasi: Goeboek Coffe Cikini)
Kopi Susu Kampung. (Lokasi: Goeboek Coffe Cikini)
Atau, suatu ketika, kita harus menjumpai seseorang. Dia adalah teman dari teman kita. Mungkin akan janggal kalau langsung bercanda ria. Nah, kopi bisa dijadikan alasan pemulus untuk memulai kisah pertemanan. Di sini lah mamfaat segelas kopi. Dia bermamfaat apabila penikmatnya menggunakan dengan cermat.

Dalam kehidupan, banyak orang minum segelas kopi hanya untuk menemaninya membaca sesuatu. Apakah koran, buku dan lain-lain. Atau orang menikmati kopi untuk pamer di media sosial. Bahwa dia minum kopi. Padahal dia hanya mau mengatakan di cafe mana sekarang berada. Sungguh kopi kehilangan mamfaat bagi orang-orang yang menyombongkan gaya hidup glamour (cafe fans).

Padahal, ngopi itu adalah alat untuk berbagi. Apakah berbagi kisah atau pengalaman atau memulai pertemanan. Ngopi tidak sebatas membahasa cafe mana yang menyedialan kopi berlabel mahal. Tetapi, ngopi adalah tentang menghargai yang pahit untuk mendapatkan beragam mamfaat.

Dalam hal ini, ngopi sama saja dengan berteman. Terkadang ada memiliki teman yang mau duduk bila meminum segelas kopi mahal. Ada kalanya teman yang bersedia ngopi di pinggiran jalan. Atau teman yang ingin membagi kopi dari penjuru nusantara. Banyak ciri teman dari cara menimati segelas kopi.

Teman Ngopi. (Goeboek Coffe Cikini)
Teman Ngopi. (Goeboek Coffe Cikini)
Mari kita lihat type-type teman dari cara pandang "ngopi":

Pertama, Ngopi di Cafe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun