Bahkan langit telah mendengar harap dan jeritan mimpi anak negeri yang telah terkubur
"Dimulai dari dirimu," kata langit lagi.
"Jangan bertanya dimana negeri damai itu, ciptakan saja bersama burung, pepohonan,dan kekasihmu. Ciptakan saja bersama supir bus yang sering kau tumpangi, si Abdul keponakanmu dan gerombolan bocah anak tetangga yang suka bermain layangan."
"Bacakan saja buku cerita ibumu kepada mereka, sehingga mereka tidak akan melupakannya seperti dirimu."
"Mungkin esok lusa, negeri DAMAI itu datang menghampiri karena banyak yang merindunya," kata Langit lagi kepadaku.
Termangu kumendengar nasehat si Langit
Sambil berjalan pulang, ku berharap negeri DAMAIku segera tiba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H