Mohon tunggu...
andriana rumintang
andriana rumintang Mohon Tunggu... Administrasi - menyukai rangkaian kata yang menari dalam kisah dan bertutur dalam cerita. Penikmat alunan musik dan pecinta karya rajutan

never stop learning

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sambut Bonus Demografi dengan Bebas Stunting

28 Mei 2018   09:39 Diperbarui: 30 Mei 2018   10:16 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia diprediksi akan mendapatkan bonus demografi di tahun 2020-2030. Bonus demografi yaitu suatu keadaan dimana jumlah usia produktif (15-64 tahun) diperkirakan mencapai 70% dibandingkan usia non produktif (0-14 tahun dan 65 tahun ke atas) yang hanya 30%. Pada fase bonus demografi tingkat ketergantungan penduduk tidak produktif kepada penduduk produktif cenderung rendah.   

Bonus ini seperti dua sisi mata uang, bisa mendatangkan keuntungan dan kemajuan bila kita mempersiapkannya dengan baik atau  di sisi lain, dapat menimbulkan masalah. Bisa menghasilkan hasil yang positif atau negatif tergantung bagaimana kita mempersiapkan momen tersebut.

Tentunya untuk menyambut bonus demografi tersebut, kita perlu mempersiapkan segala sesuatu. Mulai dari mempersiapkan generasi-generasi yang cerdas dan sehat, infrastruktur, lapangan pekerjaan dan lain-lain. Kita juga perlu belajar dari negara-negara yang memanfaatkan peluang bonus demografi  untuk kemajuan negaranya. Salah satu contohnya adalah negara Koreas Selatan. 

Korea Selatan berhasil mempromosikan negara mereka sebagai objek wisata mancanegara, demikian juga dengan makanan, musik dan drama. Melalui pemuda, mereka mengenalkan negara dan budayanya pada dunia melalui industri kreatif. Siapa yang tidak tahu boy band dan girl band Korea yang digandrungi remaja? Siapa yang tidak tahu drama korea? Hampir sebagian besar wanita suka menonton drama korea, secara tidak langsung dari drama korea tersebut mereka mempromosikan budaya, daerah dan juga kuliner negaranya. Banyak orang yang tertarik mengunjungi Korea Selatan karena melihat daerah-daerah yang ditampilkan dalam drama tersebut. Demikian juga dengan kuliner, semakin banyak yang mencoba dan menyukai kuliner khas negara tersebut. Semua berkat promo dari industri kreatif. Melalui pemuda mereka membangkitkan peran ekonomi kreatif negaranya.

Pemuda adalah tonggak kemajuan dari bonus demografi tersebut. Pemuda adalah ujung tombak dari suatu bangsa. Untuk menghadapi bonus demografi di tahun 2030 dan Indonesia emas 2045, tentunya bangsa Indonesia perlu mempersiapkan generasi penerus yaitu pemuda-pemuda yang berpotensi, sehat, cerdas dan memilki moral yang baik. Salah satu aspek penting mempersiapkan generasi adalah kesehatan.

Demikian pula dengan negara kita Indonesia. Kita perlu menyiapkan pemuda-pemuda yang cerdas, sehat dan berprestasi. Namun, di Indonesia masih sering  terjadi dan terdengar kasus gizi buruk dan stunting. Bagaimana kita bisa menyambut bonus demografi dengan baik, jika banyak masyakat yang masih awam dan minim pengetahuan tentang kesehatan untuk mempersiapkan generasi?

IG bkkbnofficial
IG bkkbnofficial
Menurut badan kesehatan dunia, Indonesia ada di urutan ke-5 wilayah dengan angka stunting tertinggi. Kondisi tersebut tentunya sangat memprihatinkan, karena selain pertumbuhan yang terhambat, stunting juga dapat mengakibatkan perkembangan otak yang tidak maksimal.  Tentu hal itu harus segera ditangani untuk masa depan anak bangsa.

Apa itu Stunting?

Mungkin istilah stunting masih awam di telinga masyarakat, namun jika kata kekurangan gizi atau kerdil, lebih familiar bagi masyarakat. Stunting merupakan suatu kondisi kekurangan gizi kronis yang menyebabkan tinggi badan anak terlalu pendek untuk anak usianya. Ternyata masalah stunting ini tidak hanya dialami oleh penduduk miskin saja, namun juga oleh kalangan berada. Bisa karena kesalahan penanganan atau pun  kesalahan pola asuh.

www.indonesiabaik.id
www.indonesiabaik.id
Stunting dapat dikenali dengan gejala-gejala seperti : anak berbadan lebih pendek dari anak seusianya, berat badan rendah untuk anak seusianya dan pertumbuhan tulang tertunda. Stunting terjadi disebabkan oleh beberapa faktor seperti :

1. Kekurangan gizi. 

Kekurangan gizi tidak hanya terjadi sejak bayi, namun juga kecukupan nutrisi sejak janin dalam kandungan. Pemenuhan gizi pada 1000 hari pertama kehidupannya sangat penting. Masalah pemenuhan gizi ini tentunya bukan hanya bagi sang bayi saja, namun juga bagi ibu yang mengandung. Sehingga ketercukupan gizi sang ibu mempengaruhi kecukupan gizi janin.

2. Kurangnya pendidikan dan pola asuh

Sang ibu yang masih sangat muda, ataupun pola hidup yang tidak sehat tentu ujung-ujungnnya mempengaruhi kepada ke hidupan bayi dalam kandungannya dan tumbuh kembang bayi kelak.

3. Perubahan hormon

4. Sering menderita infeksi di awal kehidupan. Di awal kehidupannya, jika anak sering terkena penyakit infeksi tentunya bisa mengganggu pertumbuhannya.

Mencegah Stunting

IG bkkbnofficial
IG bkkbnofficial
Stunting berdampak kepada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, menurunkan produktifitas dan tentunya bisa menghambat pertumbuhan ekonomi dan bisa meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan. Pencegahan stunting bisa dimulai dengan pemenuhan kebutuhan gizi sejak kehamilan dan 1000 hari pertama kehidupan, pemberian ASI eksklusif, sanitasi dan air bersih dan juga tentunya penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan pemerintah ke masyarakat tentang kesehatan, pemberdayaan posyandu, pemberian suplemen, intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif. 

IG
IG
Sosialisasi masalah stunting ke media sosial juga merupakan salah satu bentuk penyebaran informasi yang efektif, sehingga semakin banyak yang sadar dan menyikapi masalah stunting dengan benar.  Mengatasi stunting juga dimulai dari perubahan perilaku masyarakat. Perubahan perilaku itu dimulai dari keluarga. Keluarga yang sadar akan pentingnya kesehatan dan masa depan anak. Keluarga yang cepat tanggap untuk mengatasi masalah. 

Bermula dari keluarga, bermula dari kaum perempuan. Pengetahuan dan kesehatan perempuan sangat perlu diperhatikan. Karena ibu yang sehat akan menghasilkan janin yang sehat dan ibu yang cerdas dapat mendukung pembentukan anak yang cerdas pula. Untuk itu perlu dilakukan pendidikan bagi perempuan agar perempuan Indonesia sehat dan berpengetahuan untuk bisa menghasilkan generasi yang sehat dan kuat. Selain dukungan dari pemerintah, peran dan dukungan keluarga sangat penting.

Mari kita sambut bonus demografi dan Indonesia emas 2045 dengan generasi yang sehat, bebas stunting dan cerdas. Dimulai dari keluarga, memperhatikan kesehatan dan sanitasi keluarga. Dukungan dan pemberian informasi untuk perempuan dan ibu. Cinta keluarga, cinta anak bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun