Sewaktu kecil, saya sangat suka menonton aneka film kartun. Salah satu film kartun yang menjadi favorit adalah film The little mermaid. Dimana film tersebut menampilkan tokoh wanita cantik yang hidup di dalam laut, dengan rupa manusia dari wajah sampai ke pinggang dan berbentuk ikan dari pinggang sampai kaki. Sering disebut putri duyung.
Karena film tersebut, saya selalu mengindentikkan bahwa ikan duyung adalah ikan yang kecil, lincah dan tinggal di kedalaman lautan, di samping itu  saya tidak pernah melihat ikan duyung secara langsung. Ketika saya memiliki kesempatan untuk melihat ikan duyung di salah satu taman wisata air, saya kaget sekali. Ternyata ikan duyung tersebut sangat besar dan pergerakannya lambat. Tidak sekecil ataupun selincah yang dibayangkan.
Duyung atau dugong adalah mamalia laut  dari family Dugongidae dengan bahasa latin Dugong dugon. Dugong adalah hewan yang dilindungi dan keberadaannya termasuk langka. Selain itu dugong memiliki tingkat reproduksi dan keberhasilan hidup rendah, dapat hidup hingga umur 74 tahun. Dugong bisa bereproduksi di umur 13-15 tahun dan masa kehamilan dugong juga cukup lama yaitu  13-15 bulan dengan jumlah bayi per kehamilan hanya satu.Â
Tentunya dengan keadaan tersebut, membuat jumlah dugong tidak banyak. Tingkat maximum kemungkinan adanya peningkatan populasi dugong (tanpa adanya gangguan dari aktivitas manusia) sebesar 5%. Itu udah maksimal loh, bagaimana  jika dugong diburu dan diganggu habitatnya? Tentu dugong dapat punah dalam hitungan beberapa tahun saja. Anak cucu kita bisa saja nantinya tidak mengenal dugong akibat kepunahannya.
Dugong masih saja diburu untuk daging, tulang dan air matanya. Tentunya perburuan tersebut melanggar hukum. Berdasarkan Undang-Undang no.5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya hayati dan ekosistemnya serta undang-undang no.31 tahun 2004 tentang perikanan, dugong adalah hewan yang dilindungi.
Kelangkaan atau kepunahan dugong bukanlah masalah yang sepele karena memberi dampak kepada kelestarian ekosistem laut. Berdasarkan data dari LIPI (2017), dugong merupakan spesies kunci dari konservasi padang lamun. Hewan vegetarian ini diperkirakan mengkonsumsi  20-30 kg lamun per hari.  Selain mengkonsumsi lamun, dugong juga membantu untuk kesuburan padang lamun. Antara dugong dan lamun terjadi hubungan simbiosis mutualisme. Dugong membutuhkan lamun sebagai makanan, demikian juga lamun membutuhkan dugong untuk pengontrol sebaran lamun.
Pada padang lamun juga hidup ikan-ikan lainnya. Jika dugong punah, tentu habitat padang lamun terganggu dan bisa juga punah dan kehidupan ikan-ikan di padang lamun pun akan punah juga. Begitu juga sebaliknya, jika padang lamun rusak maka sumber makanan bagi dugong dan ikan lainnya juga hilang. Dugong dan lamun saling membutuhkan.
Nama Lamun (seagrass), mungkin tidak setenar rumput laut ataupun terumbu karang yang sering didengungkan untuk dijaga kelestariannya. Namun demikian, fungsi lamun sangatlah penting bagi ekosistem.
Sebenarnya apa sih lamun itu? Masih banyak masyarakat yang tidak tahu apa itu lamun dan fungsinya. Lamun adalah tumbuhan sejati yang seluruh proses kehidupannya berada di lingkungan perairan laut dangkal.Â
Lamun berfungsi sebagai penyaring limbah sekaligus menjaga kualitas air laut, habitat untuk mencari makan bagi ribuan biota laut, sebagai stabilisator sedimen dan garis pantai, menangkap dan mendaur ulang nitrogen juga berkontribusi terhadap penyerapan karbon. Hampir 50 % dari total penyerapan karbon di dunia diserap oleh lamun.
Demi kestabilan ekosistem, konservasi dugong dan lamun, WWF Indonesia bersama direktorat konservasi &keanekaragaman hayati laut kementrian kelautan dan perikanan (KKP), Institut pertanian bogor dan LIPI menjalankan konservasi dugong dan lamun di Indonesia (Dugong and seagrass conservation project /DSCP).
Konservasi yang sampai saat ini bisa dilakukan yaitu konservasi insitu, konservasi dugong di habitatnya.  Daerah konservasi dugong dan padang lamun oleh DSCP Indonesia terdapat di beberapa lokasi yang kemungkinan besar ditemukan dugong. Seperti daerah konservasi di Bintan, Alor, Waringin barat, dan Toli-toli. DSCP bersama pemerintah terkait melakukan sosialisasi dan edukasi.
Tentunya untuk menjaga dan melestarikan dugong dan padang lamun, bukanlah pe-er pemerintah saja, atau sekelompok orang. Namun tugas dan tanggung jawab kita sebgai manusia untuk memelihara dan menjaga ciptaan Tuhan.
Hal-hal yang bisa dilakukan antara lain :
- Pengawalan kawasan wilayah laut. Pemerintah menetapkan wilayah lamun sebagai wilayah konservasi dan hanya nelayan kecil yang boleh memancing, itu pun tidak boleh menangkap dugong. Nelayan dengan kapal besar tidak boleh menangkap ikan di area tersebut.
- Menjaga kelestarian dan kebersihan laut. Misalnya tidak membuang sampah ke laut. Dengan menjaga kelestarian laut, ikut menjaga padang lamun yang menjadi habitat bagi hewan-hewan laut. Ketersediaan tempat yang aman dan nyaman serta pakan yang memadai tentunya membuat dugong aman dan tidak punah.
- Menindak tegas para pemburu dugong.
- Penyuluhan kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal di area sekitar konservasi dugong. Tentang bagaimana memelihara dugong dan padang lamu juga pelatihan penanganan terhadap dugong yang terdampar.
- Melaporkan kepada pihak yang berwajib jika mengetahui tentang aktivitas perburuan dugong.
- Sosialisasi kepada seluruh masyarakat dengan menggunakan media sosial, youtube, kampanye, tentang pentingnya dugong dan lamun. Salah satu contohnya dengan lomba blog tulisan dugong dan lamun juga merupakan salah satu bentuk sosialisasi kepada masyarakat. Banyak yang tidak mengerti dan tidak mengenal akan dugong dan lamun. Dengan membaca, menambah pengetahuan dan rasa cinta terhadap lingkungan. Sehingga mulai menjaga kelestarian lingkungan.
Mari kita selamatkan dugong dan lamun untuk bumi anak cucu kita.Â
Karena tugas kita sebagai manusia merawat dan memelihara ciptaan Tuhan yang luar biasa. Tanggung jawab untuk anak cucu.
Seumber referensi
DSCP INDONESIA / Lipi.go.id / www.wwf.or.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H