Sinarmu memancar lembut, sempurna mengayunkan semua mata yang memandang
Tak putus hebohnya umat memandangmu dan berbicara tentangmu
Hai bulan, ketika gerhana menjemputmu, aku  pun terbuai
Terbuai dalam ayunan merahmu, hanyut tenggelam dengan sinarmu
Â
Sinarmu meneduhkanku, membuatku melayang dalam pelukan sang waktu lampau
Hai bulan yang sedang dijemput gerhana, kau membawaku ke waktu sang kekasih menjemputku
Hai bulan yang cerah dan teduh, cahayamu mengingatkanku padanya
Pada waktu sang kekasih  datang menjemput di waktu kau sedang sempurna
Hai bulan yang dinanti, pantaskah aku juga menantimu? dan juga menantinya?
Terangkan dengan sinarmu, bisakah aku? Masihkah cahayanya sama dengan yang dulu?
Hai bulan yang menari di atas sana, sampaikan kepada sang kekasih,
Dulu, aku menari bersamamu  dalam rindu dan hangatmu...sekarang pun aku masih menari dengan rinduku,,
Sampaikan tanyaku..adakah dia juga menari dengan rindu itu?
Bekasi, 5 Februari 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H