Kementerin sosial tidak hanya mengurusi dana bantuan saja melainkan banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, tepat pada 19 Agustus 1945 dibentuknya Departemen Sosial untuk melakukan pelayanan kesejahteraan bagi masyarakat yang mana departemen ini tentunya harus lebih sosialis daripada yang lain. Sampai pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, departemen sosial dibubarkan karna tidak membuahkan hasil di mata Gus Dur.
Amanat yang baru saja diemban oleh ibu Risma sangatlah berat, disamping melakukan pekerjaannya juga harus mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada Kementerian Sosial. Pasalnya masyarakat kedepannya akan terus curiga ketika mendapatkan dana bantuan sosial dari pemerintah, yang saat ini masih dalam proses penyelesaian di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Selain itu memasukan Sadiaga Salahuddin Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melengkapi masing-masing pendukung yang dahulunya terpecah karna kontestasi dari Pemilihan Presiden 2019 yang mana pendukung dari masing-masing kubu kerap dijuluki cebong dan kampret, kini para pemimpinya telah bekerja sama dalam membangun Indonesia di Kabinet Indonesia Maju yang sebelumnya telah ada Prabowo Subianto didalam kabinet tersebut.
Banyak program yang pernah diusung oleh pasangan Prabowo-Sandi di tahun 2018 terpendam, akankah dijabatan barunya sebagai menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan dijadikan program unggulan ataukah mengikuti dan melanjutkan program yang lama yang sedang berjalan. Tentunya masyarakat menanti kreatifitas dari Sadiaga Uno.
Disisi lain Kementerian Agama sudah tidak lagi dipimpin oleh Fachrul Razi. Apakah dalam satu tahun periodenya menjabat tidak memberikan hasil memuaskan sehingga digantikan?,kita akan menunggu gebrakan baru yang akan dimulai oleh Gus Yaqut pada masa awal jabatannya di Kementerian Agama, apakah tetap melanjutkan sesuatu yang menjadi polemik dikemenag seperti Radikalisme Good Looking dan Penceramah Bersertifikat.
Kolaborasi Enam Menteri Baru
Indonesia adalah negara maritim yang memiliki lautan sangat luas dan pastinya kekayaan pun melimpah. Pada masa Pandemik seperti ini masyarakat memerlukan makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar dapat bertarung dengan covid-19. Sangat membanggakan jika kebijakan awal yang diambil oleh menteri Kelautan dan Perikanan yang baru dalam mensejahterakan para nelayan dengan memborong ikan yang ada di pesisir.
Setelah ikan-ikan berada dipengelolaan Kemnterian Kelautan dan Perikanan, dilakukan pembagian kepada masyarakat Indonesia dengan dibantu Kementerian Sosial pada pembagiannya. Tentu, agar bertahan lama untuk dikonsumsi masyarakat perlunya bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan untuk membuat pengawet yang sehat agar bisa disalurkan dan dikonsumsi dengan aman.
Melalui Kementerian Perdagangan serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dapat membantu para nelayan untuk mensejahtrakan serta mengolah pesisir pantai menjadi sesuatu yang dapat menjadi destinasi wisata luar negri untuk datang ke Indonesia. Dan terakhir Kementerian Agama memberikan ketentuan dan label Halal dengan bekerjasama bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) agar disesuaikan dengan konsumsi masyarakat Indonesia.
Tentu hal yang diatas hanyalah imajinasi semata, namun jika dapat terlaksana bisa dibayangkan masyarakat Indonesia akan bergizi dan kuat dalam menghadapi Covid-19, tidak hanya itu, hayalan yang terilustrasikan diatas juga dapat mengurangi Kriminalitas yang didasari oleh kelaparan. Untuk itu, masyarakat akan melihat apa dan bagaimana program serta sejauh mana menteri baru pilihan Presiden Jokowi Widodo dalam melaksanakan amat yang mereka emban saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H