Mohon tunggu...
Humaniora

Islam Terbukti Ajarkan Persatuan

14 Desember 2017   15:45 Diperbarui: 14 Desember 2017   15:54 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

ISLAM TERBUKTI AJARKAN PERSATUAN

Semangat berislam mampu mengumpulkan ummatnya dari penjuru tanah air sampai lebih dari 2 momen besar, dengan jumlah fantastis sampai lebih dari 7 juta orang. Dan terakhir mampu menggelar shalat shubuh berjamaah dalam jumlah yang tidak kurang fantastis.

Karena inti ajaran Islam memang hidup berjamaah. Sehingga Rasulullah ditugaskan Allah untuk menyempurnakan akhlak, agar bisa hidup bersama.

Non-muslim pun terlibat dalam momen ini. Nampak sekali bahwa persatuan yang dibentuknya itu bersifat universal. Ini bermula dari prinsip ibadahnya yang tidak mengenal pemaksaan. Ini sudah jelas menunjukkan nilai-nilai toleransi yang maksimal dan menunjukkan cita rasa kebersamaan yang tinggi.

Semangat berjamaah itu sejatinya ajaran Islam. Yang kemudian bisa diturunkan itu menjadi persatuan dan kesatuan, bergotong royong, bhinneka tunggal ika, kecintaan dan bela negara atau NKRI harga mati, dst.

Jadi sejarah Islam itu adalah sejarah mempersatukan manusia. Pengakuan kepada Islam disepanjang sejarahnya adalah pengakuan hati dan akal kepada nilai-nilai kebersamaan yang disebarkannya. Terbukti dunia secara luas merapat kedalam cita rasa kebersamaan Islam ini dengan sepenuh hati.

Sehingga kasus penistaan agama itu bukanlah anti perbedaan dan melemahkan persatuan. Justru ini adalah sensitifitas nilai-nilai Islam dalam menjaga kebersamaan itu sendiri. Bahwa hal seperti ini sungguh menganggu cita rasa hidup bersama. Bila dibiarkan, maka akan ada penistaan antar ummat beragama. Bakal ada suasana adu domba dalam satu agama, juga antar agama. Penghinaan berkelanjutan kepada ulama dan simbol agama.

Maka, teramat sombong dihadapan nilai-nilai universal kebersamaan dan sepanjang sejarah peradaban manusia, bila aparat hukum bangsa ini menurunkan kadar konstelasi kasus penistaan agama hanya karena kepentingan pilkada, misalnya.

TIDAK!!!

Kasus penistaan agama dan segala sikap tidak berimbang kepada umat Islam dan ulama sejauh mengoyak cita rasa hidup bersama universal disepanjang sejarah manusia. Amati dengan cermat dampaknya yang luar biasa.

Kita yang hati dan logikanya tersentuh, akan terpanggil untu mengawal proses hukum penistaan agama ini dan tindakan tidak berkeadilan kepada ulama dan umat islam. Demi membuktikan bahwa kita bisa menjaga persatuan dan kesatuan. Apakah anda sebagai rakyat biasa seperti saya, para tokoh dan pemuka, juga dari mereka para pemangku jabatan di negeri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun