Mohon tunggu...
Money

"Distribution Centre" Sarana Implementasi Proporsional Ibadah, Iqtishadiyah, dan Siyasiyah

26 November 2017   20:15 Diperbarui: 26 November 2017   20:20 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dakwah Rasulullah saw alami 3 fase besar, Makkah terkait membangun kemurnian ibadah, Madinah terkait membangun putaran iqtishadiyah, dan fase perang atau siyasiyah.

Akhir zaman ini maka meneladani beliau adalah merangkai ketiga pondasi yang sudah beliau buat untuk kita buat implementasinya secara simultan, proporsional dan kekinian tentunya.

Ijtihad sentra distribusi atau DC adalah bentuk kita meneladani sepak terjang beliau, agar kita sampai kepada keberhasilan yang telah terbukti, yakni futuh makkah. Kemenangan hakiki yang diakui semua pihak, musuh sekalipun. Jadi sejarah sudah membuktikan, tidak ada yang ditakutkan oleh kemenangan Islam.

Maka, membangun ukhuwah islamiyah dengan basis wilayah sebagai implementasi 3 pesan ulama shubuh berjamaah, adalah awal dan akhir seluruh gerak perjuangan kita. Kalau tidak dimulai atau berakhir dengan keberjamaahan, maka kemenangan itu tidak ada. Karena kemenangan kita adalah tertunaikannya tugas kita, yakni ibadah bersama jamaah. Dengan inspirasi shubuh berjamaah, yakni kesatuan islamiyah dalam radius masjid tempat tinggal. Selama bukan itu fokus kita, tidak akan pernah ada kemenangan hakiki.

Berdisiplinlah untuk memulai DC ini dan menjadikan tujuan DC ini ke arah sana. Jangan sampai tujuan-tujuan sementara mengalahkan tujuan yang hakikat.

Momen berikutnya Rasulullah bersama para manusia pilihan yang terseleksi pada fase hijrah, sebuah fase ujian totalitas mental. Momen yang sangat menakutkan dan menguji habis titik nadir iman para sahabat kepada Allah. Rasulullah saw membangun hegemoni kekuatan ekonomi baru yang lebih berkah karena kemerataan dan motivasi ibadah yang kokoh dalam setiap jengkal aplikasinya.

Maka, lahirlah khazanah ilmu bermuamalah dan kemudian disebut ekonomi, dst. Sehingga budaya dan peradaban dunia terus melesat hingga saat ini. Siapapun akan merasakan betapa adilnya prinsip-prinsip muamalah islamiyah itu adanya.

Mungkin kita mulai merasakan kekhawatiran itu. Bagaimana dengan uang yang kita investasikan, dst? Terlebih era digital disruption sendiri sudah digambarkan sebagai pengrusakan. Maka hanya iman yang bisa menjawab kegiatan investasi ini.

Sampai kemudian pada fase berikutnya, dampak kemajuan yang fitrah ini mengusik para penguasa sentra-sentra ekonomi yang eksis saat itu. Dan pergesekkan itu memuncak pada badar. Saat itulah mulai era perang fisik untuk menjaga praktik bermuamalah yang dibangun di Madinah dari kaum kafir yang terusik hegemoninya. Mulailah era siyasiyah itu.

Catatan yang harus kita garis bawahi ketika memasuki fase ini adalah, adanya semacam penolakan atau keengganan Rasulullah saw ketika harus memasuki era perang ini (yang saat itu fisik, saat ini perang pemikiran atau politik). Secara logika sifat memerangi dan apalagi membunuh manusia tentu sangat bertentangan dengan jiwa dan akhlak Rasulullah saw. Sampai kemudian Allah menurunkan ayat yang maknanya meyakinkan beliau bahwa apa yang nampak baik belum tentu baik, begitu pula sebaliknya.

Maka, kita harus memahami 'keengganan' Rasulullah sebagai sebuah prinsip kita bersiyasiyah. Bahwa Rasulullah menyempurnakan ikhtiar memenangkan perang hanya untuk menjaga struktur iqtishadiyah yang sudah dibangun sesuai syari'ah.

Maka, itu hanya -cara memenangkan saja- agar iqtishadiyah yang sehat, adil dan berkah; TERJAGA. Dengan terjaganya implementasi iqtishadhiyah sesuai syari'ah, maka manusia mengembangkan segala nilai ibadah kepada Allah.

Dengan demikian konstruksi kegiatan kita ketika mengimplementasikan syariah iqtishadiyah dan menjaganya dengan sebuah strategi siyasiyah, harus sekedar wasilah kita beribadah. Ibadah berjamaah.

Wallahu bishowab.

ANDRI ABDUL A212 EL HAKIM, ST.

Sekretaris KKS212 Bandung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun