Mohon tunggu...
Andri Setiawan
Andri Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Hewanitarian, Universitas Merbabu

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Bromo, Walau Klasik Tetap Cantik

14 Oktober 2015   14:35 Diperbarui: 14 Oktober 2015   15:11 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Salah satu pemandangan dari Puncak Pananjakan (Foto: dok. pribadi)."][/caption]

Kalau bicara Indonesia, tentunya kita bicara gunung. Karena negeri kepulauan ini tak lain berdiri diatas gunung-gunung yang membentuk rangkaian pulau-pulau yang indah. Dan salah satu gunung terindah di dunia pun ada di Indonesia. Ya, Bromo!

Lanskap Emas Dewa Brahma

Gunung Bromo tergabung dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Kabupaten Malang, dan Lumajang Jawa Timur. Gunung Bromo merupakan gunung berapi aktif dan merupakan gunung suci bagi masyarakat setempat. Suku Tengger, suku asli yang telah lama mendiami kawasan Bromo menganggap suci gunung Bromo. Kata Bromo sendiri berasal dari kata Brahma, salah satu dewa dalam ajaran Hindu.

Ada banyak jalur menuju Bromo, salah satunya adalah Cemoro Lawang. Di Cemoro Lawang banyak hotel, penginapan, dan homestay untuk kita menginap dan disarankan datang saat malam agar esok hari bisa melihat matahari terbit. Dari Cemoro lawang kita bisa menuju Puncak Pananjakan untuk melihat matahari terbit atau sunrise. Untuk sampai ke Puncak Pananjakan bisa menyewa hardtop yang beroperasi mulai pukul 2 pagi, bisa juga dengan menggunakan mobil atau motor yang bisa melewati medan berpasir. Sampai di Puncak Pananjakan kita akan disuguhi lanskap megah Gunung Bromo dan Gunung Batok dengan latar belakang Gunung Semeru yang sedang batuk kecil. Saat matahari menyinari, pemandangan semakin indah, pasir coklat kaldera Bromo terlihat keemasan bermandikan matahari. Dari sini, kita juga bisa melihat pemandangan lembah dan area pertanian serta desa-desa di sekitar mulut kaldera yang masih diselimuti kabut tipis. Tak ingin rasanya beranjak dari tempat ini, pemandangan yang menakjubkan bak bongkahan-bongkahan gunung emas yang ditata apik di timur Jawa. Suara burung prenjak pun menggugah keheningan Sang Dewa Brahma.

Puas menikmati matahari terbit di Puncak Pananjakan kita bisa turun dan melihat kawah Gunung Bromo. Sebelumnya kita harus menuruni jalanan yang berliku-liku dari puncak Pananjakan menuju kawah Bromo namun kita akan disodori pemandangan indah disepanjang jalan. Untuk menuju kawah kita bisa berjalan kaki atau menyewa kuda yang banyak tersedia di kaki gunung. Dikaki gunung juga terdapat sebuah pura bernama Pura Luhur Poten. Di Gunung Bromo sudah terdapat anak tangga untuk memudahkan wisatawan. Sampai diatas akan terlihat kawah Bromo yang megah dengan air panas yang bergemuruh dan asap yang keluar membumbung. Kita juga bisa sedikit naik ke arah barat untuk melihat pemandangan disekitar kawah.

Namun sayang banyak wisatawan yang membuang sampah di mulut kawah. Pemandangan menjadi sedikit memprihatinkan. Padahal banyak turis asing dan Bromo merupakan salah satu destinasi wisata populer setelah Pulau Bali. Selain itu jalur menuju kawah juga banyak kotoran kuda karena jalur pejalan kaki dan kuda jadi satu. Juga di puncak Pananjakan yang sempit penuh sesak saat sunrise, para wisatawan berdesak-desakan sampai ada yang menaiki pagar pembatas. Padahal Bromo bisa menjadi sebuah ikon dan identitas pariwisata Indonesia. Kalau kita sebut Prancis tentunya kita ingat menara Eifel, kalau kita sebut Mesir tentunya kita ingat Piramida dan harusnya saat orang asing menyebut Indonesia mereka ingat Bromo. Karena tidak ada tempat lain yang seperti Bromo, apalagi Bromo adalah karya lukisan Tuhan, bukan buatan manusia.

[caption caption="Bromo dan Batok (Foto: dok. pribadi)."]

[/caption]

Sttt... Pasir Berbisik

Tempat menarik lain yang bisa dikunjungi di kawasan Bromo adalah Pasir Berbisik dan Bukit Teletubies. Pasir Berbisik merupakan gurun pasir yang lumayan luas dan setiap ada angin akan terdengar bunyi gesekan pasir yang kemudian diberi nama Pasir Berbisik. Selain itu tempat ini juga menjadi lokasi syuting film dengan judul yang sama, Pasir Berbisik. Hamparan pasir yang luas dan angin sejuk bisa kita rasakan disini. Sambil menikmati kopi panas dan duduk-duduk santai di warung yang mungkin cuma ada satu disini. Atau kita bisa berkeliling menyusuri lautan pasir yang indah menggunakan hardtop.

Dari pasir Berbisik kita bisa meneruskan perjalanan ke Bukit Teletubies. Seperti namanya, Bukit Teletubies merupakan bukit-bukit kecil yang ditumbuhi sabana hijau, terlihat tenang dan damai. Dari sini pemandangan juga terlihat seperti sungai besar  yang ditumbuhi rerumputan hijau dan kuning. Pemandangan begitu menyejukan dan menyegarkan mata. Disebelah barat merupakan tebing batas kaldera yang terlihat gagah dengan gradasi warna hijau kuning pula.

Salah satu kendala adalah tranportasi yang ada hanyalah hardtop yang lumayan mahal ongkos sewanya walaupun sebanding dengan pemandangan yang indah. Mobil dan motor sport juga bisa sampai disini namun agak sulit karena medan berpasir dan bergelombang. Penulis pribadi membayangkan banyak balon-balon udara berterbangan disini saat senja (hehe) agar lebih menarik wisatawan dan menambah cantik pemandangan. Salam

[caption caption="Penduduk sekitar yang menenyewakan kuda di sekitar Pasir Berbisik (Foto: dok. pribadi)."]

[/caption]

[caption caption="Bibir kawah Bromo (Foto: dok. pribadi)."]

[/caption] 

[caption caption="Kaldera yang mengelilingi Gunung Bromo (Foto: dok. pribadi)."]

[/caption]

[caption caption="Lubang kawah Bromo (Foto: dok. pribadi)."]

[/caption]

[caption caption="Pura di kaki Bromo (Foto: dok. pribadi)."]

[/caption]

[caption caption="Sayangi ibumu nak... wkwk (Foto: dok. pribadi)."]

[/caption]

 

(Tulisan ini juga pernah saya kirim dan dapat dilihat di Indonesiakaya.com - http://www.indonesiakaya.com/jurnal-indonesia-kaya/daftar-jurnal/andrisetiawan/2015/08/09/bromo-sebuah-identitas)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun