Mohon tunggu...
Andri Oktovianus Pellondou
Andri Oktovianus Pellondou Mohon Tunggu... Dosen - Saya senang dunia Filsafat, Sains, dan ilmu Sosial

Pengajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menelaah Kebijakan Gubernur NTT Soal Masuk Sekolah Jam 5 Pagi

4 Maret 2023   16:26 Diperbarui: 11 Maret 2023   15:25 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kalau kita telusuri berbagai literatur, rata rata sekolah unggul menetapkan jam masuk sekolah jam 08.30 atau 09.00. Contohnya sekolah sekolah unggul di negara negara maju seperti Finlandia, Jepang, Singapura, dan Korea Selatan dan Cina. Di negara negara Barat seperti Amerika juga menetapkan jam belajar sekolah pukul 8 pagi. Dan bukan hanya itu, mereka juga mengistrahatkan siswa 15 sampai 30 menit setiap kali selesai satu pertemuan untuk melakukan relaksasi otak. Tujuan mereka masuk 8 dan jam 9 pagi adalah supaya anak memiliki waktu tidur yang cukup pada malam hari sehingga pada pagi hari mereka bisa belajar dengan baik.

Hasil riset di Amerika juga membuktikan bahwa jam masuk sekolah pada pukul 8 atau 9 pagi ternyata dapat meningkatkan keunggulan dan prestasi siswa. Hal itu dikarenakan anak memiliki jam tidur yang cukup. Kualitas diri anak dipengaruhi oleh kualitas tidur anak. Pada usia anak anak, kebutuhan tidur mereka adalah 8 sampai 10 jam. Jikalau mereka masuk sekolah terlalu pagi maka jam istrahat mereka berkurang.

Berdasarkan teori dan fakta tersebut membuktikan bahwa kebijakan Pak Gubernur NTT tidak didukung oleh teori dan fakta pembanding yang jelas. Maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan pak Gubernur tidak didasarkan kajian teoritis tetapi hanya asumsi pribadi. Pak Gubernur harus mempertimbangkan secara bijak teori teori yang sudah ada dan melihat fakta fakta pembanding yang sudah ada.

Lalu terkait pertanyaan kedua, terbaca jelas bahwa kebijakan pak Gubernur tidak selaras dengan kebijakan Presiden Jokowi dan kementrian pendidikan. Presiden Jokowi berbicara soal Revolusi mental, tetapi justru Gubernur NTT mengusung restorasi. 

Revolusi mental merupakan konsep yang pertama kali diucapan oleh Presiden Soekarno dalam pidatonya. Revolusi mental yang dimaksud adalah berjiwa baja, berintegritas, berjiwa merdeka, maju dan mau menerima hal hal moderen agar siap berkompetisi dengan negara negara maju. Sedangkan restorasi pendidikan yang diangkat Gubernur NTT terkesan ambigu. Restorasi bisa berarti kembali ke konsep pendidikan yg semula tapi bisa juga berarti kembali ke keadaan pendidikan semula.

Kalau pengertian pertama yg dimaksud maka apa yang dimaksudkan konsep pendidikan yang semula? Konsep pendidikan yang mana yang membenarkan masuk sekolah jam 5 pagi? Konsepnya siapa yang dimaksud? Apakah kementrian Pendidikan? Kementrian pendidikan saat ini mengusung konsep merdeka belajar yang artinya belajar itu bisa dari mana saja dan tak harus masuk sekolah. Maka bukankah itu menunjukan bahwa kebijakan Gubernur NTT bersebrangan dengan konsep pendidikan Kementrian Pendidikan dan Revolusi mental?

Kalau pengertian kedua yg diterima mengasumsikan  bahwa pendidikan zaman dulu lebih baik dari sekarang. Maka pertanyaannya, pendidikan masanya siapa yang lebih baik? Pendidikan masa kolonial Belanda? Masa orde baru ataukah dari masa nusantara? Apa pun itu, tak ada fakta fakta yang mendukung dalil dalil itu.

Selain itu Gubernur NTT tidak memperhitungkan fakta dan situasi di NTT. Jam 5 pagi merupakan jam sepi. Pada jam itu, belum ada angkutan umum dan ojek yang beroperasi. Kemudian jam jam itu sepi dan masih gelap sehingga rentan dengan kejahatan, baik itu perampokan,pembegalan, mau pun pemerkosaan dan pelecehan. Dengan menetapkan jam masuk sekolah jam 5 pagi, Gubernur NTT juga menambah persoalan bagi masyarakat karena para orang tua sulit membagi waktu untuk mengantar anak mereka ke sekolah, menyiapkan sarapan pagi dan pergi  ke kantor (bagi orang tua yang bekerja di kantor).

Lalu dampak bagi anak anak yaitu kualitas hidup  mereka menurun karena kurang tidur. Menurut kementrian kesehatan,  pada usia menjelang masuk sekolah yaitu 3-6 tahun, anak membutuhkan jam tidur 11-13 jam, termasuk tidur siang. Lalu di usia 6-12 tahun, jam tidur yang dibutuhkan 10 jam. Jumlah jam tidur yang sehat untuk usia 12-18 tahun adalah 8-9 jam. Sedangkan usia 18-40 tahun membutuhkan waktu tidur 7-8 jam setiap hari.

Menurut ahli kesehatan, kurang tidur dapat menyebabkan anak depresi dan daya tahan tubuhnya menurun. Hal ini akan berdampak pada prestasi belajar mereka  menjadi menurun. Kesehatan anak juga terganggu karena sarapan pagi terlalu pagi sehingga sebelum siang mereka sudah lapar. Ini bisa menyebabkan lambung, dan masih banyak persoalan lainnya.

Maka seharusnya Gubernur NTT mempertimbangkan berbagai teori, fakta, dan masukan dari masyarakat yang langsung berhadapan dengan berbagai situasi dan persoalan tersebut. Gubernur NTT harus membuka ruang ruang diskusi dengan orang tua, sekolah, dan para akademisi dari berbagai interdisipliner ilmu untuk membedah persoalan persoalan tersebut lalu mencari solusi yang bijak dan membawa dampak bagi kemajuan pendidikan di NTT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun