Mohon tunggu...
Andri Oktovianus Pellondou
Andri Oktovianus Pellondou Mohon Tunggu... Dosen - Saya senang dunia Filsafat, Sains, dan ilmu Sosial

Pengajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Refleksi di Tengah Dunia Jedag jedug

9 Oktober 2022   12:40 Diperbarui: 9 Oktober 2022   12:48 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ada beberapa ungkapan yang sering saya jumpai di beberapa kalangan Kristen yang saya anggap tidak tepat. Ungkapan ungkapan itu sering diucapkan secara spontan sebagai reaksi mereka ketika menolak sikap mau pun pandangan orang-orang Kristen yang serius menggumuli Alkitab. Ungkapan-ungkapan tersebut antara lain, "jangan sok suci", " jangan sok teologis atau doktrinal", "Jangan sok rohani", dll. 

Mungkin beberapa dari ungkapan ungkapan ini akan menjadi masuk akal kalau diucapkan pada konteks yang tepat dan dalam makna yang tepat tapi kecenderungan yang saya lihat justru sering digunakan dalam konteks yang tidak tepat.

 Contoh: Ketika seorang Kristen yang mau serius tunduk pada kehendak Allah menolak untuk berkompromi dengan dosa, lalu kemudian dia dibilang, "Jangan sok suci" oleh sesama teman Kristennya. Apa sih artinya sok suci? Bukankah sok suci berarti orang yang berpura pura suci padahal kenyataannya tidak? Mungkin suci yang mereka maksudkan adalah tidak berbuat dosa. Lalu apa relevansinya saat orang ini menolak berkompromi dengan dosa dengan ungkapan "jangan sok suci?" Apakah bisa dikatakan bahwa orang yang menolak berkompromi dengan dosa adalah sok suci??

Menurut saya jikalau penolakannya terhadap dosa hanyalah kepura-puraan karena kenyataannya dia sering berkompromi dengan dosa maka ungkapan itu bisa relevan. Tetapi jikalau dia orang kristen yang sungguh sungguh menolak berkompromi dengan dosa maka ungkapan "jangan sok suci" tidak pantas diucapkan ke orang tersebut. Kenapa tidak pantas? Apakah karena orang Kristen yang sungguh-sungguh tersebut tidak pernah berdosa??Atau apakah karena dia lebih suci dari orang-orang Kristen yang lain? Jawabannya tidak. 

Alkitab berkata bahwa semua manusia berdosa, termasuk orang-orang Kristen yang sungguh-sungguh berpegang teguh pada kebenaran. Orang-orang Kristen sejati atau orang-orang percaya dikatakan suci bukan karena diri mereka sendiri tapi karena Kristus yang menyucikan mereka. 

Lalu apa persoalannya, ketika mereka disebut "Jangan Sok Suci?" Persoalannya ungkapan "Jangan Sok Suci" bukanlah sebuah larangan atau himbauan tetapi sebuah pernyataan sinis yang merupakan sebuah kesimpulan yang tidak valid. Kenyataannya bahwa dia pernah berbuat dosa tidak berkonsekuensi logis bahwa hari ini juga dia berdosa. 

Jikalau dia pernah jatuh ke dalam dosa bukan berarti hari ini dia jatuh ke dalam dosa. Orang-orang percaya atau Kristen sejati juga dikatakan berdosa bukan karena setiap hari mereka berbuat dosa tetapi karena sifat dosa itu masih ada pada mereka tetapi sifat dosa itu tidak menaklukan mereka karena mereka dipimpin oleh kebenaran Kristus dan Roh Kudus. 

Contoh, mantan preman yang dulunya suka berkelahi namun kemudian bertobat dan percaya kepada Kristus kemudian menolak untuk menjadi preman tidak bisa dikatakan "Sok Suci". Lalu, jikalau suci yang mereka maksudkan adalah tidak berdosa yaitu dalam hal ini tidak memiliki sifat dosa dan tidak pernah sekali pun berbuat dosa maka itu pun tidak tepat karena dalam kasus ini, orang Kristen tersebut tidak mengklaim dirinya suci, melainkan dia cuma menolak untuk berkompromi dengan dosa. 

Kalau pun dia manusia berdosa tetapi dia ada niat untuk bergumul melawan dosa. Jadi ungkapan tersebut tidak relevan diucapkan kepadanya. Kalau suci dipahami seperti itu maka tak seorang pun suci termasuk orang-orang Kristen yang sungguh-sungguh. Tapi kondisi tidak suci itu tidak berkonsekuensi logos bahwa orang tidak boleh bertekun melawan dosa. 

Akhirnya jikalau suci dipahami sebagai status pengudusan kita di hadapan Allah maka orang-orang Kristen yang sungguh-sungguh/orang-orang percaya berhak mengklaim diri mereka suci bukan karena mereka tak pernah berdosa tapi karena status mereka yang dtidak suci itu telah disucikan oleh kesucian Kristus .


Ungkapan lain yang juga sering diucapkan yaitu,
 "Jangan Sok doktrinal, atau sok teologis". Ungkapan ini sering muncul dari kalangan Kristen yang dipengaruhi oleh pragmatisme. Mereka cenderung menekankan manfaat, tujuan, atau hasil tanpa melihat proses dan standar, hukum atau kebenaran yang mengontrol proses tersebut.  

Contoh saya pernah berdiskusi dengan seorang teman mengenai topik pendidikan Kristen. Dalam diskusi tersebut, dia lebih menekankan pada pembentukan karakter peserta didik. Lalu kemudian beta berbicara secara teologis sambil memberikan beberapa pertanyaan penting untuk dia, tetapi kemudian dia merespon dengan mengatakan, "Jangan Sok doktrinal".

 Apakah ada persoalan dengan ungkapan ini? Sekali lagi saya bilang, bahwa ungkapan ini tidak bermasalah jikalau maknanya tepat dan diucapkan pada konteks yang tepat. Ungkapan " Sok Doktrinal"/teologis" bisa merujuk ke sikap sok tahu terhadap doktrin atau ajaran Alkitab padahal kenyataannya tidak. Jikalau arti ini yang dimaksudkan maka ungkapan ini bisa tepat jikalau diungkapkan pada orang-orang yang seperti itu.  

Tapi terkadang, ungkapan ini diucapkan oleh orang-orang Kristen yang anti doktrin. Mereka cenderung menganggap doktrin itu tidak penting dan malah ada yang lebih ekstreme karena menganggap doktrin dan teologi menjadi biang atau penyebab berbagai masalah seperti penyebab orang menjadi atheis atau skeptis. 

Anggapan seperti itu muncul karena kekurangan pemahaman mengenai doktrin dan juga karena kesimpulan yang tidak valid dari pengalaman pengalaman empirik mereka dari situasi situasi yang mereka alami terkait dengan hal hal teologis atau doktrin.

 Maka ketika mereka berhadapan dengan orang-orang Kristen yang selalu berbicara secara doktrinal berdasarkan Alkitab, mereka cenderung apatis atau malah merespon secara berlebihan dengan mengucapkan, "Jangan Sok Teologis/Doktrinal". 

Kemungkinan mereka menggunakan ungkapan ini untuk menyerang posisi orang-orang kristen sejati yang menganggap Doktrin itu penting tapi bagi mereka kenyataannya tidak seperti itu, sehingga mereka mencap orang-orang Kristen sebagai sok doktrinal/teologis. Ungkapan " jangan sok doktrinal" yang mereka ucapkan kepada orang-orang Kristen sejati tidaklah tepat karena menurut Alkitab doktrin itu penting. 

Bahkan frase, "menurut Alkitab" mengasumsikan doktrin. Sikap mereka yang anti doktrin juga mengasumsikan doktrin. Pernyataan mereka yang anti doktrin merupakan sebuah doktrin. SELAMAT HARI MINGGU. SELAMAT MENYEMBAH TUHAN DENGAN PIKIRANMU.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun