Menyerang otoritas Alkitab dengan sains adalah sebuah penegasan akan otoritas sains di atas Alkitab. Berdalil bahwa kebenaran itu tak utuh sehingga kebenaran Alkitab dilengkapi oleh kebenaran sains, tapi malah dalam prakteknya, sainslah yang dijadikan standar.Â
Kebenaran kebenaran hasil kesimpulan empiris ditegakkan dan kebenaran Alkitab disangkali secara halus.
Padahal sifat dari sains itu relatif. Teori teori sains merupakan hasil generalisasi dari pengalaman2x manusia yang terbatas. Kesimpulan induksi hanyalah probabilitas karena ketidakmampuan manusia menginspeksi semua realitas dan ketidakmampuan indra manusia.Â
Beberapa sampel yang dijadikan premis tidak mengharuskan kesimpulan yang universal dan mutlak. Lalu bagaimana yang relatif bisa menjadi standar kebenaran untuk mengkritisi Alkitab? Johanes Calvis mengatakan bahwa Alkitab adalah axioma (kebenaran yang terbukti dengan sendirinya).
Alkitab tak membutuhkan bukti dari luar tetapi dia membuktikan dirinya sendiri. Calvin memberikan ilustrasi sama seperti siang dapat membedakan dirinya dari malam, terang dari gelap.
Semoga di hari Paskah ini, semua para intelektual Kristen mau mengorbankan ego keilmuan dan menundukan diri pada kebenaran. Belajar dari Yesus yang taat sampai mati di kayu salib. Yesus datang ke dunia hanya untuk satu hal yaitu melaksanakan kehendak Bapa di surga.Â
Menjadi murid kebenaran hanya bisa dimulai dengan komitmen untuk taat pada kebenaran.
Sikap fanatik buta karena kecendrungan mengikuti arus gerakan isme tertentu akan menjadi penghambat untuk melihat kebenaran secara jelas. Contohnya orang-orang Farisi, Saduki, dan ahli Taurat yang selalu berusaha mencobai dan menangkap Yesus.
Perdebatan mereka dengan Yesus bukanlah usaha untuk memahami kebenaran tetapi hanya karena menentang Yesus yang berbeda pandangan dengan aliran kepercayaan mereka dan kecendrungan pandangan orang-orang Yahudi pada waktu itu yang menganggap Mesias datang bukan untuk menderita melainkan untuk memerintah mereka secara politis.Â
Anggapan mereka mengenai Mesias mempengaruhi sikap mereka terhadap Yesus yang adalah Mesias sejati dan hal ini diawali dengan kesalahpahaman mereka terhadap nubuat nubuat para nabi di Perjanjian Lama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H