Ada banyak kondisi penting yang harus dapat pebisnis penuhi ketika menjalankan bisnisnya. Satu di antara banyak kondisi penting tersebut adalah target audience yang merasa dekat dengan Anda sebagai pebisnis. Di mana target audience, merasa seperti punya ikatan emotional sendiri dengan Anda, lebih dari sekedar proses transaksi jual beli bisnis.
Adapun strategi bisnis yang ditujukan untuk tujuan seperti ini, dapat kita sebut sebagai relationship marketing. Relationship marketing sendiri adalah strategi pemasaran yang fokus pada proses membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan dan pihak-pihak terkait lainnya.
Strategi marketing ini fokus untuk membantu meningkatkan customer base yang ada ke level loyal customer. Di dalamnya, Anda akan belajar bagaimana caranya membangun serta menjaga brand perception yang positif. Anda juga akan belajar bagaimana caranya meningkatkan keterlibatan target audience dalam bisnis.
Di mana target audience diharapkan mampu memberikan timbal balik lebih dari sekedar membeli atau menggunakan jasa, tapi juga dapat memberikan kritik, saran atau bahkan ikut bergabung dalam proses perumusan produk atau sistem bisnis. Satu di antara banyak cara untuk bisa mendapatkan tujuan seperti ini, adalah Break the 4th Wall.
Apa itu Break the 4th Wall, apa saja contohnya, dan bagaimana cara menjalankannya?. Semua pertanyaan Anda ini, akan mimin jawab lengkap di dalam artikel. Jadi, simak baik-baik ya!.
Apa itu Break the 4th Wall?
Break the 4th Wall, adalah kondisi di mana seorang aktor, content creator, atau seseorang yang berada di dalam konten digital, melakukan improvisasi, seolah-olah sedang melakukan interaksi langsung dengan penonton. Teknik seperti ini, berusaha untuk menciptakan kata "Kita" di dalam konten digital tersebut. Di mana Anda sebagai penonton, seolah-olah berada dan ikut juga terlibat dalam proses konten digital tersebut berlangsung.
Teknik Break the 4th Wall, sering digunakan oleh para visual storyteller ternama untuk dapat memantik perhatian lebih dari target audiencenya. Bahkan, teknik seperti inilah yang pada akhirnya membuat kita di masa kecil, betah menonton kartun Nickelodeon di pagi hari. Ya, teknik seperti ini  sudah sering kita lihat untuk membangun keterlibatan lebih mendalam dari target audience.
Contoh Break the 4th Wall di Berbagai Jenis Konten Digital
Dora the Explorer
Siapa yang tidak ingat dengan karakter bernama Dora dari serial kartun Dora The Explorer?. Kartun yang sedikit menyebalkan ini, cukup sukses menarik perhatian banyak anak-anak di masanya. Selain cerita dan visualnya yang menarik, Dora dan juga teman monyetnya bernama Boots, juga seringkali bertanya kepada penonton, tentang di manakah ia harus pergi. Di mana ia bisa mendapatkan barang-barangnya, dan di manakah Swiper sang pencuri, berada.
Apa? Di mana?, Aku Tidak Melihatnya?.
Katakan Lebih Keras!.
Ayo Kita Katakan Peta
Katakan peta, Katakan Peta.
Anda pasti masih ingat bukan?.
Blue's Clues
Selanjutnya adalah Blue's Clues. Kita semua pastinya masih ingat dengan seseorang berbaju hijau loreng bernama Steve ini bukan?. Bersama dengan anjing kesayangannya bernama Blue's, kita diajak untuk menebak di manakah petunjuk yang berupa jejak kaki biru anjing Blue's berada. Dibandingkan Dora, teknik Break 4th Wall yang dilakukan oleh Blue's Clues ini jauh lebih menarik, selain tentunya ada karakter manusia asli di dalamnya.
Film Deadpool
Berbicara tentang Break 4th Wall, sepertinya kurang lengkap rasanya jika kita tidak membicarakan film Deadpool. Dapat dikatakan bahwa film Deadpool ini, memberikan formula baru untuk industri hiburan melakukan Break 4th Wall dengan cara yang lebih menyenangkan. Melalui teknik ini pula, Deadpool, lebih tepatnya film terbarunya yakni Deadpool & Wolverine, berhasil menjadi penyelamat sekaligus momen kebangkitan untuk Marvel Cinematic Universe.
Gintama
Bukan hanya kartun dan film saja, kartun dari Jepang atau lebih dikenal sebagai anime, juga telah menerapkan teknik yang satu ini. Salah satu contoh anime yang menerapkan konsep ini adalah Gintama. Karakter utamanya yang bernama Gintoki seringkali melakukan interaksi lucu kepada penonton. Di beberapa episode, Gintoki bahkan beberapa kali menunjukan kekesalan pada kreatornya.
Konten Influencer Aldo Giustino
Contoh terakhir dari mimin datang dari konten-konten yang diproduksi oleh video creator ternama asal Indonesia, yang skill editingnya, sudah mendapatkan pengakuan dari Zach King. Video creator yang mimin maksud tidak lain dan tidak bukan adalah Aldo Giustino. Di banyak kontennya, ia seringkali melakukan interaksi editing video seru kepada penonton. Bahkan ia bisa dengan mudah membuat video game interaksi untuk penontonnya. Kita bisa menyebut game Insta Bucket Ball, Ayo Joget, Tap Love Music, Tennis dan lain-lain.
Cara Menjalankan Teknik Break the 4th Wall
Ada banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk menjalankan teknik break the 4th wall ini. Tapi, di sini mimin hanya akan menjelaskan 3 caranya saja. 3 cara ini, mimin rasa sudah cukup untuk Anda bisa mulai menerapkan teknik break the 4th wall. 3 cara ini, dimulai dari;Â
1. Susun Naskah Dialog Kepada Penonton Senatural Mungkin
Cara pertama yang bisa Anda lakukan adalah dengan menyusun naskah dialog kepada penonton senatural mungkin. Sebisa mungkin untuk menggunakan tata bahasa yang tidak terlalu formal, dan kekinian. Dialog yang menyenangkan, menjadi kunci penting dari break the 4th wall.
2. Berikan Ruang Agar Target Audience Berkontribusi dalam Konten Anda.
Selanjutnya adalah dengan memberikan ruang yang lebih banyak untuk target audience dapat berkontribusi di dalam konten Anda. Jika Anda tidak memiliki skill editing seperti Aldo Giustino, tidak perlu khawatir. Anda bisa melakukan cara sederhana seperti memanfaatkan komentar target audience di media sosial untuk dijadikan video konten yang baru. Anda bisa saja memanfaatkan fitur Question di Instagram Story untuk jadi konten video Reels.
3. Sematkan Humor
Terakhir, adalah dengan menyematkan humor di dalamnya. Humor di dalam konten digital, terutama konten media sosial, tentunya akan membantu performa konten tersebut secara keseluruhan lebih baik. Hal ini wajar mengingat rata-rata pengguna media sosial, mengakses akun medsosnya untuk mendapatkan hiburan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI