Ada banyak cara yang bisa kamu gunakan jika ingin menjalankan bisnis yang sukses. Salah satu di antara banyak cara tersebut adalah memahami dengan baik kebutuhan serta keinginan terbaru dari target audience. Kita bisa memahaminya melalui berbagai bantuan tools digital layaknya SEMrush, Ahrefs, maupun Google Trends. Bahkan kita bisa saja memahaminya melalui media sosial seperti Instagram, TikTok dan juga YouTube.
Tidak jarang tren konten yang ada di media sosial menjadi tren konten untuk media-media digital lainnya. Kita bahkan sudah sering melihat acara atau berita di televisi yang diangkat dari tren di media sosial. Apa yang media televisi ini lakukan sebenarnya adalah bagian dari teknik marketing yang sering diterapkan oleh para pebisnis di era modern sekarang ini. Teknik marketing yang dimaksud adalah riding the wave.Â
Riding the wave sendiri adalah salah satu dari jenis emotional marketing. Didapatkan dari Creativism, emotional marketing adalah taktik pemasaran yang memanfaatkan respons emosional target audience sebagai basis utamanya. Respons emosional ini kemudian diarahkan dengan tepat agar target audience dapat mulai mengenal brand yang kamu miliki.
Lantas, apa itu riding the wave?. bagaimana cara menjalankannya, dan apa saja contoh nyatanya?. Semua pertanyaan ini, akan mimin jawab lengkap di dalam artikel. Jadi simak baik-baik ya!.
Apa itu Riding The Wave?
Sesuai dengan artinya yakni mengendarai ombak, riding the wave adalah strategi untuk dapat memanfaatkan isu yang sedang beredar di masyarakat sebagai bagian dari promosi bisnis. Kita bisa saja menyebut riding the wave ini sebagai "pansos level tinggi". Strategi seperti ini, sudah sering diterapkan oleh mereka yang bekerja sebagai influencer.
Tujuannya jelas, adalah untuk mendapatkan perhatian audience secara cepat. Strategi ini membantu fokus utama audience yang sedang terpaku kepada isu tertentu untuk kemudian beralih fokus pada kampanye bisnismu.
Strategi ini sendiri tidak bisa dijalankan langsung begitu saja. Diperlukan perencanaan yang matang terkait isu yang ingin dimanfaatkan. Jangan sampai kamu malah memilih isu yang terlalu panas dan kurang cocok dijadikan sebagai bagian dari taktik riding the wave.
Jika taktik riding the wave ini dijalankan tanpa adanya perencanaan yang matang, kampanye bisnis yang dilakukan malah akan berakhir kata pansos. Brand kamu akan dicap kurang kreatif dan terlalu memaksa untuk bisa ikut ke dalam gelombang. Lantas, bagaimana caranya menjalankan taktik riding the wave ini dengan baik?.
Bagaimana Cara Menjalankan Taktik Riding The Wave?
Kamu bisa mulai menjalankan taktik atau strategi riding the wave dari langkah pertama terlebih dahulu, yakni;
1. Memahami Tren atau Isu Terbaru di Masyarakat
Ya, sebisa mungkin untuk kamu terlebih dahulu memahami dengan baik tren atau isu terbaru yang terjadi di masyarakat. Pelajari dengan detail, dan carilah ombak positif. Jangan sampai kamu malah memilih ombak yang tidak selaras dengan apa yang juga dipahami oleh masyarakat. Memilih untuk mengendarai ombak berlawanan, malah akan membuat brand kamu tidak dapat mewakili perasaan emosi dari masyarakat. Hal sebaliknya akan terjadi kita kamu memilih ombak yang searah dengan arah emosi masyarakat.
2. Memperkuat Pemahaman akan Product Knowledge yang Ada
Kedua adalah dengan memperkuat pemahaman akan product knowledge yang ada. Kamu harus dapat memahami dengan baik kelebihan dan kekurangan dari produk kamu sendiri. Pemahaman seperti ini, akan memudahkan kamu untuk menemukan unique selling point yang selaras dengan isu terbaru yang ingin digunakan.
3. Mulai Menyusun Brief Konten
Ketiga adalah mulai menyusun brief konten. Manfaatkan pengetahuanmu terhadap isu terbaru dan juga unique selling point yang ada untuk kemudian dijadikan 1 komponen kampanye bisnis yang  menarik. Susun brief konten yang ada menggunakan berbagai teknik copywriting. Kamu bisa saja menggunakan teknik SSS (Start Story Solution).Â
Setelah brief konten tersusun dengan rapi, kamu bisa langsung mengeksekusinya dan kemudian menyebarkannya di channel marketing terpilih semisal di Instagram atau TikTok. Jangan lupa untuk melakukan evaluasi dengan melihat performa kampanye bisnis menggunakan metrik yang relevan.
Contoh Riding The Wave
Tentu saja ada banyak contoh riding the wave yang bisa kita temukan di banyak brand-brand terkenal. Tapi, di sini mimin hanya akan memberikan 3 contoh saja, dimulai dari;
1. Konten Goodlife BCA
Untuk kamu yang masih ingat dengan pertandingan Liverpool vs MU di bulan Maret 2023, pastinya masih ingat dengan angka sakral yakni 7 bukan?. Ya, saat itu Liverpool berhasil membuat MU yang sedang di atas langit kembali menapaki kakinya di bumi. Kekalahan 7-0 itu lantas menjadi meme di mana-mana, dan brand-brand besar pun tidak ketinggalan memanfaatkan gelombang yang ada.
2. Lapor Pak
Kedua adalah acara Lapor Pak. Ya, Lapor Pak adalah salah satu acara televisi andalan dari Channel Trans 7. Acara ini memiliki format komedi sketsa, di mana para pemainnya bertindak sebagai aparat kepolisian. Namun, bukannya malah "menegakkan" keadilan, para pemain malah asik melempar jokes pinggir jurang, yang bertujuan untuk mengkritik kinerja pemerintahan. Perlu diketahui bahwa jokes pinggir jurang seperti acara Lapor Pak ini, sudah sering dipraktikkan oleh komika-komika Indonesia.
3. Heinz Botol Saus Berbentuk Deadpool & Wolverine
Terakhir adalah Heinz Ketchup dan Mustard. Ya, seperti yang dapat kamu lihat pada gambar di atas, brand saus ini bekerja sama dengan franchise film Deadpool, Deadpool & Wolverine. Mereka merilis botol edisi spesial berbentuk Deadpool dan juga Wolverine.
Inilah penjelasan lengkap tentang apa itu riding the wave. Semoga bermanfaat dan dapat memberikan kamu banyak inspirasi bisnis ya!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H