Alasan besar mengapa personalisasi konten begitu penting, adalah mampu menjadikan konten yang kamu produksi, lebih unik dan relate dengan target audience. Mereka akan merasakan kedekatan semu dengan bisnismu, dan timbul perasaan benar-benar diperhatikan dan diprioritaskan.
Berikut ini adalah 4 manfaat besar dari personalisasi konten, dimulai dari;
- Konten yang kamu produksi menjadi lebih unik dan relate dengan target audience. Hal ini akan membantu kamu untuk meningkatkan metrik engagements konten. Konten yang relate tentunya bisa dengan mudah mendapatkan komen dan share pengunjung. Ini akan berikan efek domino positif pada relationship yang tercipta.
- Menjaga keterlibatan target audience. Ya, persis seperti yang sudah mimin jelaskan sebelumnya. Personalisasi konten sangat ampuh diterapkan untuk berbagai jenis channel marketing, baik itu media sosial, SEO, dan Pay Per Click Marketing. Untuk yang terakhir sendiri, konten yang relate dengan banyak target audience tentu akan memudahkannya perform, terutama di bagian cost per mile.
- Lead dan konversi meningkat drastis. Hal ini wajar mengingat personalisasi konten memiliki pendekatan pelanggan tersendiri. Yang benar-benar berorientasi pada kebutuhannya. Kita bisa melihat contoh nyatanya pada keberhasilan IKEA. Meskipun personalisasi yang dilakukan fokus pada produk, tetapi konsepnya mirip dengan personalisasi konten. Di SEO, kita dapat memahami personalisasi konten ini sebagai bagian dari metode Local SEO.
- Pebisnis bisa mendapatkan customer base yang lebih baik, dan peluang untuk mendapatkan pelanggan loyal meningkat.
Cara Melakukan Personalisasi Konten
Untuk bisa melakukan personalisasi konten sebenarnya bukan perkara yang sulit. Tetapi juga bukan perkara yang bisa digampang-gampangkan. Berikut ini adalah 5 cara yang bisa kamu lakukan untuk personalisasi konten, dimulai dari;
1. Mengumpulkan data-data pelanggan. Kita bisa saja melakukannya melalui cara-cara konvensional, seperti survey online, observasi, studi literatur, dan lain-lain. Atau bisa dengan menggunakan tools digital seperti Google Analytics, BuzzSumo, Brandwatch dan lain-lain.
2. Membuat buyer persona secara lebih rinci.
3. Menyusun buyer persona yang telah didapatkan ke dalam berbagai kategori audiens. Kita bisa menyebut langkah ini sebagai segmentasi audiens.
4. Mulai membuat konten sesuai dengan segmentasi audiens sebelumnya.
5. Mulai distribusi konten dan lakukan evaluasi konten.
Inilah penjelasan lengkap tentang personalisasi konten. Tertarik untuk segera menerapkannya dalam bisnis?.
Semoga bermanfaat ya!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H