Teknik SEO seperti ini sering digunakan oleh pebisnis di era awal Google beredar. Setidaknya teknik SEO seperti ini sempat menjadi tren hingga tahun 2003. Domain website Hotels.com, menjadi saksi betapa powerful nya teknik SEO ini. Lalu bagaimana dengan sekarang?.
Didapatkan dari penjelasan seorang pakar ilmu SEO bernama John Mueller, bahwa ide Exact Match Domain adalah yang hal buruk. Disampaikan melalui laman Reddit, Mueller memberikan jawaban kepada user yang bertanya tentang pengaruh Exact Match Domain untuk SEO, dan jawabannya adalah;
Penggunaan exact match domain, malah akan memberikan kesan seperti spam, fokus bisnis menjadi kaku, brand bisnis menjadi tidak unik, dan sulit untuk membangun relasi bisnis.
2. Satu Keyword untuk Satu Website
Teknik SEO usang kedua adalah dengan menggunakan satu keyword untuk satu website. Teknik ini biasa disebut dengan Micro Niche Site. Populer di tahun 2010-2012. Idenya adalah dengan menggunakan satu keyword pada website mikro dan website tersebut menggunakan domain dengan keyword yang sama. Adapun tujuan daripada penerapan teknik SEO ini kurang lebih sama dengan teknik SEO usang sebelumnya.
Plus, penerapannya sering digunakan untuk keperluan private blog network. Teknik SEO seperti ini sangatlah ampuh di zamannya. Tetapi sekarang tidak lagi. Mengapa?, karena kebanyakan micro niche site hanya akan memuat thin content. Konten seperti ini jelas tidak disukai oleh Google, karena kurang informatif dan cenderung mengundang metrik bounce rate yang besar.
3. Menggunakan AMP
Ketiga adalah dengan menggunakan AMP, AMP sendiri adalah kependekan dari Accelerated Mobile Pages. Ini adalah fitur yang memungkinkan website untuk mempercepat proses loadingnya ketika diakses melalui perangkat mobile. Fitur ini akan memuat elemen HTML yang sekiranya dibutuhkan oleh pengunjung. Plugin, fungsi atau JavaScript yang sebelumnya tertaut tidak akan dimuat ketika pengunjung mengakses halaman tertentu di perangkat mobile.
Teknik SEO seperti ini bahkan menjadi idaman setelah Google di tahun 2018, secara resmi mengatakan bahwa AMP adalah fitur yang dapat mempengaruhi faktor ranking website di SERPs, yakni mobile searches. AMP bahkan dikatakan sebagai fitur yang dapat membantu website mendapatkan Core Web Vitals tinggi.
Ya, setidaknya sebelum Juni 2021, website developer berlomba-lomba untuk memasang fitur ini di websitenya. Tapi saat memasuki bulan Juni 2021, Google merilis faktor ranking terbaru yakni Page Experience. Dan AMP tidak lagi menjadi sebuah keharusan.
4. Mengutamakan Backlink Edu
Berikutnya adalah teknik SEO yang mengharuskan kita untuk memiliki backlink dari domain berjenis .edu. Adapun contoh dari domain .edu Indonesia dapat kita ketahui dari ac.id, atau sch.id. Ya, gampangnya sih domain .edu adalah domain yang didapatkan dari website edukasi luar negeri. Tapi karena harga backlink dari website ini cenderung mahal, makanya kebanyakan pebisnis lebih memilih menggunakan backlink yang temanya juga edukasi, tetapi domainnya adalah ac.id atau sch.id.
Teknik SEO seperti ini sering digunakan karena dianggap mampu membantu website untuk tingkatkan nilai authority score yang ada. Backlink yang didapatkan dari domain .edu dipercaya memiliki nilai referensi yang tinggi ketimbang backlink yang didapatkan dari jenis domain lainnya.
Teknik ini seperti ini memang ampuh, tetapi itu dulu 17 tahun lalu. Pakar ilmu SEO, Matt Cutts di tahun 2010 mengatakan bahwa