Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Petani Didominasi Orang Tua, Apa Kabar Sarjana Pertanian?

28 Januari 2025   10:35 Diperbarui: 28 Januari 2025   10:33 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minimnya minat sarjana pertanian dalam membangun karir sebagai petani merupakan fenomena yang mengecewakan. Banyak lulusan program studi agronomi dan ilmu pengetahuan terkait lainnya yang memiliki potensi besar untuk mengelola lahan secara efektif namun lebih cenderung mencari pekerjaan di bidang industri atau pemerintahan daripada kembali ke lapangan.

  • Keterbatasan Pendapatan

Salah satu alasan utamanya adalah perbedaan pendapatan antara profesi akademis dan profesionalisme peternak/petani. Profesi ini seringkali tidak memberikan gaji yang kompetitif dengan posisi lain di sektor swasta maupun pemerintahan.

  • Teknologi Modern

Ketersediaan teknologi modern seperti mesin traktor dan sistem irigasi otomatis telah membuat proses pengolahan tanah dan pemeliharaan tanaman semakin mudah. Namun, biaya investasi awal yang diperlukan cukup tinggi sehingga banyak mahasiswa khawatir tidak mampu melaksanakannya sendiri.

  • Jaringan Sosial dan Dukungan Komunitas

Jaringan sosial dan dukungan dari komunitas sangat penting bagi para petani sukses. Sayangnya, beberapa generasi terakhir kurang mendapatkan pelajaran praktikum langsung di lapangan yang dapat membantu mereka memperoleh kontak dan sumber daya tersebut.

  • Perubahan Paradigma Pendidikan

Kurikulum pendidikan saat ini cenderung fokus pada teori-teori akademis dibandingkan praktek-praktek lapangan. Hal ini menyebabkan siswa kurang siap menghadapi tantangan nyata di dunia peternakan.

  • Pengaruh Media Massa & Budaya Konsumtif

Pengaruh media massa serta budaya konsumtif juga berkontribusi signifikan karena sering kali menggambarkan hidup petani sebagai keras dan tidak glamor, sehingga bisa membuat calon-calon petani ragu akan kemungkinan kesuksesan mereka.

  • Lack Of Government Support 

Tidak adanya dukungan yang kuat dari pemerintah dalam bentuk subsidi, bantuan modal, hingga fasilitas infrastruktur dasar (seperti jalan aksesibilitas) juga menjadi faktor penyumbang.

  • Career Development Opportunities Outside Agriculture Sector 

Selain itu, ada banyak sekali peluang karier yang tersedia diluar sector pertanian yang menjanjikan baik dari segi uang maupun prestij .

Bekerja sebagai petani adalah suatu profesi yang penuh dengan kehormatan dan tantangan, yang berperan penting dalam menciptakan ketahanan pangan dan kesejahteraan bangsa. Jangan pernah merasa malu menjadi petani, karena dari tangan-tangan petanilah sumber kehidupan untuk semua orang dimulai. Saat ini, dunia membutuhkan inovasi dan semangat muda untuk mengembangkan sektor pertanian, dan kalian memiliki potensi untuk merubahnya menjadi lebih modern, efisien, dan menguntungkan. Banggakanlah pekerjaan ini, karena dengan tekad dan kerja keras, kalian bisa membawa perubahan yang besar bagi negara dan dunia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun