Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seribu Doa untuk Satu Harapan

2 Juli 2024   06:56 Diperbarui: 2 Juli 2024   12:02 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bayangan orang berdoa (sumber: aktualnews.postingnews.id)

1. Cahaya Pagi dalam Doa

Di ambang fajar yang cerah,
Kala sang surya mulai menyapa,
Ku sambut panggilan suci,
Mengalun lembut dari menara tinggi.

Rasa khusyuk merasuk jiwa,
Dalam hening kutundukkan diri,
Di atas sajadah terhampar,
Kusapa Ilahi dengan tulus hati.

Setiap gerak adalah sembah,
Setiap lafaz adalah doa,
Dalam rukuk dan sujud,
Kupasrahkan segala duka dan asa.

Cahaya pagi menyentuh lembut,
Mengiringi langkah dalam solat,
Keindahan menyatu dalam haru,
Di hadapan-Nya kutemukan teduh.

2. Langit Malam dalam Khusyuk

Kala bintang mulai berkerlip,
Di langit malam yang hening,
Aku berdiri di ambang mimpi,
Menghadap Ilahi dengan sepenuh hati.

Solat malam menyelubungi,
Jiwa yang merindu hening,
Dalam bisikan malam,
Kupanjatkan doa penuh syukur.

Gerakan tangan dan tubuh,
Menjadi simfoni keikhlasan,
Menggapai langit dalam khusyuk,
Di tengah sunyi yang suci.

Setiap ayat yang terucap,
Adalah melodi cinta abadi,
Menyentuh langit dengan doa,
Di setiap sujud, kudapatkan kedamaian hakiki.

3. Senandung di Kala Senja

Di ujung hari yang lelah,
Saat senja mulai merangkak,
Kusambut panggilan-Nya,
Mengajakku dalam pelukan doa.

Langit merah merekah,
Menjadi saksi syukur dan taubat,
Dalam solat maghrib,
Kuingin dekat dengan-Nya.

Setiap detik adalah nyanyian,
Keindahan cinta kepada Ilahi,
Di bawah langit yang merona,
Kutitipkan segala harapan dan doa.

Senandung malam menyapa,
Mengantar jiwa dalam teduh,
Di hadapan-Nya kutemukan cahaya,
Dalam solat, kudapatkan ketenangan penuh.

4. Hikmah Fajar yang Tenang

Saat fajar mulai mengintip,
Dari balik cakrawala,
Kuangkat tangan dengan khidmat,
Menyambut pagi dengan solat subuh.

Keindahan terlukis di langit,
Warna-warni fajar mengiringi,
Dalam keheningan pagi,
Kurasakan kehadiran Ilahi.

Gerakan solat adalah tarian,
Menari dalam irama doa,
Rukuk dan sujud menyatu,
Dalam simfoni ketulusan hati.

Fajar membawa hikmah,
Mengajarkan ketenangan dan harapan,
Dalam solat subuh yang damai,
Kudapati cinta Ilahi yang abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun