Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seribu Doa untuk Satu Harapan

2 Juli 2024   06:56 Diperbarui: 2 Juli 2024   12:02 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di ujung hari yang lelah,
Saat senja mulai merangkak,
Kusambut panggilan-Nya,
Mengajakku dalam pelukan doa.

Langit merah merekah,
Menjadi saksi syukur dan taubat,
Dalam solat maghrib,
Kuingin dekat dengan-Nya.

Setiap detik adalah nyanyian,
Keindahan cinta kepada Ilahi,
Di bawah langit yang merona,
Kutitipkan segala harapan dan doa.

Senandung malam menyapa,
Mengantar jiwa dalam teduh,
Di hadapan-Nya kutemukan cahaya,
Dalam solat, kudapatkan ketenangan penuh.

4. Hikmah Fajar yang Tenang

Saat fajar mulai mengintip,
Dari balik cakrawala,
Kuangkat tangan dengan khidmat,
Menyambut pagi dengan solat subuh.

Keindahan terlukis di langit,
Warna-warni fajar mengiringi,
Dalam keheningan pagi,
Kurasakan kehadiran Ilahi.

Gerakan solat adalah tarian,
Menari dalam irama doa,
Rukuk dan sujud menyatu,
Dalam simfoni ketulusan hati.

Fajar membawa hikmah,
Mengajarkan ketenangan dan harapan,
Dalam solat subuh yang damai,
Kudapati cinta Ilahi yang abadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun