Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Teror Pocong Berwajah Gosong

28 Juni 2024   09:39 Diperbarui: 28 Juni 2024   10:23 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kartun pocong (sumber gambar: bangbara.com)

Di sebuah desa terpencil di Jawa Tengah, ada sebuah rumah tua yang sudah lama ditinggalkan. Rumah itu berada di ujung desa, dekat dengan hutan bambu yang lebat. 

Sejak bertahun-tahun, rumah itu terkenal angker. Konon, rumah itu dihuni oleh sosok pocong berwajah gosong. Cerita ini sudah menjadi legenda di kalangan warga desa.

Malam itu, hujan deras mengguyur desa. Petir menyambar-nyambar, menerangi langit yang gelap gulita. Angin berhembus kencang, membuat pohon-pohon bambu di sekitar rumah tua bergoyang seperti sedang menari. Suasana mencekam semakin terasa ketika malam semakin larut.

Di dalam rumah tua itu suasana sangat sunyi. Hanya suara gemuruh hujan dan gelegar petir yang terdengar. Tiba-tiba, dari dalam rumah, terdengar suara langkah kaki yang pelan namun pasti. Langkah kaki itu seolah-olah berjalan menuju ke arah pintu depan. 

Sosok dengan wajah tertutup kain kafan yang sudah lusuh, muncul perlahan dari balik pintu. Wajahnya yang gosong terlihat mengerikan, seakan habis terbakar. 

Sosok pocong itu berjalan dengan lompatannya yang khas, menyusuri koridor rumah yang penuh debu dan sarang laba-laba.

Di salah satu sudut desa, seorang lelaki tua, Pak Rahman, sedang duduk di beranda rumahnya. Dia adalah satu-satunya orang di desa yang pernah melihat pocong berwajah gosong itu dengan mata kepala sendiri. 

Beberapa tahun yang lalu, ketika dia masih muda, dia pernah mencoba membuktikan bahwa cerita tentang pocong itu hanya mitos belaka. Namun, apa yang dia lihat malam itu membuatnya tak pernah berani mendekati rumah tua itu lagi.

Ingatan Pak Rahman melayang ke masa lalu. Dia teringat malam itu, malam di mana dia melihat pocong itu untuk pertama kalinya. Dengan senter di tangan, dia memberanikan diri masuk ke rumah tua itu. 

Ruangan demi ruangan dia telusuri, hingga akhirnya dia sampai di sebuah ruangan besar yang tampaknya pernah digunakan sebagai ruang keluarga. Di tengah ruangan itu, dia melihat sebuah peti mati yang sudah terbuka. Saat itulah, dari dalam peti, sosok pocong itu muncul. 

Wajahnya yang gosong terlihat begitu jelas di bawah sinar senter. Tanpa berpikir panjang, Pak Rahman lari sekencang-kencangnya, meninggalkan rumah itu dan tak pernah kembali lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun