Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Pencuri Baik Hati

27 Juni 2024   11:00 Diperbarui: 27 Juni 2024   11:01 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang pencuri (sumber gambar: www.abbaloveministries.org)

Di sebuah kota kecil yang terpencil, hidup seorang pria bernama Arga. Dia bukanlah seorang pria yang mencolok, justru sebaliknya, ia lebih suka berbaur dengan bayang-bayang malam.

Sehari-hari, Arga terlihat seperti warga biasa, namun ketika malam menjelang, ia berubah menjadi sosok yang berbeda, yaitu seorang pencuri. Tapi bukan pencuri biasa. Arga dikenal sebagai pencuri yang baik hati.

Arga memulai "karir"nya sebagai pencuri karena keadaan yang memaksa. Ayahnya yang sakit parah membutuhkan biaya pengobatan yang sangat mahal, dan pekerjaan sehari-hari Arga sebagai buruh tidak cukup untuk menutupi biaya tersebut. 

Dalam keputusasaan, ia memutuskan untuk mengambil jalan yang salah. Namun, ada satu prinsip yang selalu dipegangnya teguh, dia hanya mencuri dari orang kaya yang tak peduli pada nasib orang miskin. Arga merasa itu adalah cara untuk menyeimbangkan keadilan di kota kecil mereka.

Malam demi malam, Arga menyusup ke rumah-rumah mewah. Ia mempelajari kebiasaan pemilik rumah, memastikan mereka tertidur lelap atau sedang pergi sebelum melakukan aksinya. 

Dia sangat berhati-hati, meninggalkan jejak seminimal mungkin. Berkat ketelitiannya, polisi kesulitan untuk menangkapnya.

Tidak seperti kebanyakan pencuri lainnya, Arga tidak menggunakan hasil curiannya untuk kesenangan pribadi. Uang dan barang berharga yang ia ambil ia bagi-bagikan kepada mereka yang membutuhkan. 

Setiap pagi, penduduk miskin di kota itu menemukan amplop berisi uang di depan pintu rumah mereka atau sekantong makanan yang cukup untuk beberapa hari. Arga sangat berhati-hati agar tidak ada yang mengetahui bahwa dialah sumber bantuan tersebut.

Seiring berjalannya waktu, cerita tentang sosok misterius yang membantu warga miskin mulai menyebar. Penduduk menyebutnya "Malaikat Malam". 

Banyak yang merasa bersyukur dan berdoa agar Malaikat Malam selalu diberi keselamatan. Arga sendiri merasa puas bisa membantu orang lain meski dengan cara yang melanggar hukum.

Salah satu keluarga yang sangat terbantu oleh Arga adalah keluarga Ibu Wati, seorang janda dengan tiga anak. Suaminya telah meninggal dalam kecelakaan kerja, meninggalkan dia dengan banyak hutang.

Setiap malam ketika mereka kehabisan makanan, ada saja bantuan yang datang di pagi hari. Ibu Wati sering menangis haru, berterima kasih kepada Tuhan dan Malaikat Malam yang selalu datang di saat mereka paling membutuhkan.

Kehidupan Arga sebagai pencuri yang baik hati tidak selamanya mulus. Suatu malam, saat ia sedang beraksi di sebuah rumah besar di pinggiran kota, ia tidak menyadari bahwa pemilik rumah, seorang pengusaha kaya bernama Bapak Surya, pulang lebih cepat dari biasanya. 

Arga yang sedang asyik membuka brankas tidak mendengar suara mobil yang berhenti di depan rumah. Tiba-tiba, Bapak Surya masuk dan melihat Arga. Ada ketegangan sejenak, tapi kemudian Bapak Surya malah tersenyum.

Bapak Surya ternyata adalah orang yang bijak dan tidak langsung marah. Dia menyadari siapa Arga sebenarnya, pencuri yang baik hati yang selama ini membantu banyak orang. 

Daripada melaporkannya ke polisi, Bapak Surya justru mengajak Arga bicara secara baik-baik. Ia menawarkan kesepakatan: Arga tidak perlu mencuri lagi, dan sebagai gantinya, Bapak Surya akan membantu membiayai pengobatan ayah Arga dan memberi pekerjaan yang layak untuknya.

Arga terkejut dan terharu dengan tawaran itu. Setelah berpikir sejenak, ia menerima tawaran tersebut. Ia menyadari bahwa ini adalah kesempatan untuk mengubah hidupnya dan tetap bisa membantu orang lain dengan cara yang lebih baik dan sah. 

Bapak Surya menepati janjinya. Ayah Arga mendapatkan pengobatan terbaik dan kondisi kesehatannya mulai membaik. Arga sendiri mulai bekerja di perusahaan Bapak Surya, memulai lembaran baru dalam hidupnya.

Kini, kota kecil itu masih merindukan sosok Malaikat Malam, namun mereka juga tahu bahwa kehadiran Malaikat Malam telah menginspirasi banyak orang untuk saling membantu. 

Arga yang kini menjalani hidup sebagai warga biasa tetap meneruskan semangat membantu sesama, kali ini dengan cara yang legal dan terbuka. Dia tidak lagi perlu bersembunyi dalam bayang-bayang malam, karena kini, kebaikan hatinya sudah menjadi bagian terang dari kesehariannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun