Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Masa Kecil Danu dan Kawan-kawan

25 Juni 2024   16:36 Diperbarui: 25 Juni 2024   16:43 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret keceriaan anak desa (www.kibrispdr.org)

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh sawah dan pepohonan hijau, hiduplah seorang anak bernama Danu. Ia terkenal di desanya sebagai anak yang sangat usil. Meski demikian, semua teman-temannya menyayangi Danu karena di balik keusilannya, ia selalu menunjukkan kepedulian yang tulus.

Setiap pagi, Danu bangun dengan semangat yang berapi-api. Setelah sarapan, ia berlari keluar rumah menuju tempat teman-temannya biasa berkumpul. Di ujung jalan, ia melihat Andi, teman sekelasnya, yang sedang berjalan ke arah sekolah. 

Diam-diam, Danu mendekat dari belakang dan menyentakkan tali sepatu Andi yang longgar. Andi hampir terjatuh, tapi ia hanya tertawa melihat Danu yang terkikik di belakangnya. Andi tahu bahwa Danu tak pernah bermaksud jahat.

Hari itu, di sekolah, Danu melanjutkan aksi usilnya. Ia menyelinap ke ruang kelas sebelum bel berbunyi dan menukar kapur tulis di meja guru dengan sebatang krayon berwarna merah. 

Saat Pak Guru memasuki kelas dan mencoba menulis di papan, semua murid tertawa melihat guratan merah yang tak biasa. Meski Pak Guru menggelengkan kepala, ia pun tersenyum dan meminta Danu mengembalikan kapur tulis yang asli. Danu, dengan muka berseri-seri, mengeluarkan kapur dari sakunya dan meletakkannya di meja guru.

Usai sekolah, Danu dan teman-temannya sering bermain di sungai kecil yang mengalir di tepi desa. 

Suatu hari, mereka sedang asyik bermain air ketika Danu mendapat ide. Ia membuat perahu kecil dari daun pisang dan diam-diam menaruh seekor katak kecil di dalamnya. Kemudian, ia menghanyutkan perahu itu di dekat kaki Sari, yang langsung menjerit kaget melihat katak melompat dari perahu. Semua teman tertawa terbahak-bahak, termasuk Sari, setelah kagetnya reda.

Keusilan Danu bukan berarti ia tak peduli dengan teman-temannya. Justru, ia selalu berada di garis depan ketika seseorang membutuhkan bantuan. 

Suatu sore, saat Danu sedang memanjat pohon jambu untuk memetik buah, ia mendengar tangisan dari rumah tetangganya, Bu Mira. Danu segera turun dan berlari menuju rumah itu. Di sana, ia menemukan Rudi, anak Bu Mira, yang sedang menangis karena mainannya rusak. Dengan sigap, Danu memeriksa mainan tersebut. 

Setelah melihat-lihat, ia mengajak Rudi ke rumahnya dan mengambil beberapa alat serta lem dari kotak perkakas ayahnya. Danu menghabiskan waktu lebih dari satu jam untuk memperbaiki mainan Rudi. 

Ketika mainan itu akhirnya bisa berfungsi kembali, mata Rudi berbinar-binar. Ia memeluk Danu erat-erat, menunjukkan betapa berartinya bantuan itu baginya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun