Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cintaku Datang dari Masa Lalu

23 Juni 2024   16:50 Diperbarui: 23 Juni 2024   16:56 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret pacaran masa SMA (sumber: instagram/putrimarino)

Rintik hujan turun perlahan di sudut kota yang mulai gemerlap dengan lampu jalan. Di sebuah kafe kecil bernama "Kenangan Kita," terdengar suara lembut piano mengalun merdu, menambah suasana romantis malam itu. 

Arman duduk di salah satu sudut, menatap keluar jendela dengan secangkir kopi hitam di tangannya. Ia tersenyum kecil, teringat masa-masa SMA yang penuh warna.

Arman tak menyangka bahwa perjalanan bisnisnya kali ini membawanya kembali ke kota tempatnya tumbuh besar. 

Sudah lebih dari sepuluh tahun sejak terakhir kali ia menginjakkan kaki di sini. Semua sudut kota ini mengingatkannya pada kenangan lama, terutama pada seseorang yang pernah mengisi hatinya: Rina.

Rina, gadis dengan senyum yang selalu bisa membuat hari Arman cerah. Mereka berdua adalah sepasang kekasih saat SMA, tapi kehidupan membawa mereka ke jalan yang berbeda setelah lulus. Arman melanjutkan studi ke luar negeri dan akhirnya menetap di Jakarta, sementara Rina tetap di kota kecil ini.

Sambil menikmati kopinya, Arman mengeluarkan ponsel dan secara tak sengaja membuka album foto lama. Ia menemukan foto-foto mereka berdua, tertawa di acara perpisahan sekolah, berjalan-jalan di taman kota, dan menikmati senja di tepi danau. Hati Arman berdebar, ia teringat kembali perasaan yang pernah ada.

Arman lalu memutuskan untuk berjalan-jalan mengelilingi kota. Ia melewati taman yang dulu sering ia kunjungi bersama Rina. Pohon-pohon rindang dan bangku taman yang sudah mulai usang membawa ingatan masa lalu kembali hidup. Ia berjalan menuju sekolah lamanya, bangunan tua yang masih berdiri kokoh meski beberapa bagiannya telah direnovasi. Di lapangan sekolah, Arman melihat sekelompok siswa yang sedang bermain bola, mengingatkannya pada saat-saat ia dan Rina duduk di tribun sambil bercanda tawa.

Hujan mulai reda ketika Arman sampai di danau tempat mereka sering menikmati senja. Ia duduk di bangku yang sama seperti dulu, menghirup udara segar sambil memandangi permukaan air yang tenang. Matahari perlahan tenggelam di ufuk barat, menciptakan pemandangan yang selalu membuatnya terpesona. Di tengah lamunannya, Arman merasakan kehadiran seseorang di dekatnya.

Tanpa menoleh, Arman tahu siapa yang berdiri di sana. Wajahnya mungkin telah berubah, tapi aura itu tetap sama. 

Rina, dengan senyum yang selalu menghangatkan hatinya, kini berdiri di sampingnya. Tanpa kata, mereka duduk bersama, menikmati senja yang indah di tepi danau.

Kenangan masa lalu mengalir dalam pikiran Arman. Ia teringat saat-saat manis mereka bersama, dari kebersamaan sederhana di kantin sekolah hingga janji-janji yang pernah mereka buat. Meski mereka telah lama berpisah, perasaan itu ternyata masih ada, bersembunyi di sudut hati yang terdalam.

Hari-hari berikutnya, Arman dan Rina sering bertemu. Mereka menghabiskan waktu bersama, menjelajahi sudut-sudut kota yang penuh kenangan. Setiap tempat yang mereka kunjungi mengingatkan mereka pada masa-masa indah dulu, seolah waktu tak pernah berlalu. 

Mereka kembali ke kafe "Kenangan Kita", tempat mereka pertama kali bertemu kembali. Kafe itu telah mengalami beberapa perubahan, tapi esensinya tetap sama.

Tanpa perlu berbicara, mereka tahu bahwa perasaan itu masih ada. Meskipun waktu dan jarak telah memisahkan mereka, cinta yang dulu pernah mereka miliki tak pernah benar-benar hilang. 

Mereka berjalan di sepanjang jalan setapak di taman kota, melihat bunga-bunga yang bermekaran, seakan merayakan pertemuan mereka kembali.

Pada suatu malam yang tenang, mereka duduk di tepi danau, menikmati keheningan yang hanya bisa dipahami oleh dua orang yang pernah berbagi hati.

Bintang-bintang bersinar terang di langit, memancarkan cahaya yang sama seperti malam-malam dulu. Arman memandangi Rina, menyadari bahwa cinta masa SMA-nya telah menemukan jalannya kembali.

Meski tak ada kata yang terucap, mereka tahu bahwa kesempatan kedua ini adalah anugerah. Hidup telah membawa mereka ke jalan yang berbeda, tapi takdir mempertemukan mereka kembali. 

Mereka menyadari bahwa cinta sejati tak pernah benar-benar pudar, hanya bersembunyi di balik bayang-bayang waktu.

Arman tahu bahwa ia harus kembali ke Jakarta, tapi kali ini ia tak merasa sedih. Ia dan Rina telah menemukan kembali apa yang hilang, dan mereka siap menghadapi masa depan bersama. 

Tanpa dialog, tanpa janji-janji yang terucap, mereka mengerti bahwa cinta mereka akan selalu abadi.

Di penghujung minggu, Arman kembali ke Jakarta dengan hati yang penuh. Ia membawa serta kenangan indah dan perasaan yang baru. Rina tetap di kota kecil itu, mengajar dan menjalani hidupnya, tapi kali ini dengan harapan baru. Mereka tak lagi merasa kehilangan, karena mereka tahu bahwa cinta sejati akan selalu menemukan jalannya kembali.

Hidup mungkin membawa mereka ke jalan yang berbeda, tapi cinta mereka selalu menemukan cara untuk bersatu kembali. Di sudut kota kecil itu, di bawah senja yang indah, Arman dan Rina memulai babak baru dalam kisah cinta mereka.

Tanpa kata-kata, mereka berbagi hati dan impian, siap menghadapi segala tantangan yang ada di depan. Sepotong kenangan di sudut kota telah menjadi awal dari cerita baru yang akan mereka tulis bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun