Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pahlawan Pangan Negeri Tercinta

14 Juni 2024   15:55 Diperbarui: 14 Juni 2024   15:55 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok  para petani sedang bercocok tanam di sawah (sumber: dakta.com)

1. Di Balik Peluh Pagi
Di balik peluh pagi,
Ada kisah tanpa henti,
Di ladang luas membentang,
Petani berjuang tanpa bimbang.

Matahari belum sepenuhnya terbit,
Langkahnya mantap menapak di tanah yang bersahabat,
Dengan tangan kuat mencangkul bumi,
Menyemai benih harapan di ladang mimpi.

Setiap tetes keringat yang jatuh,
Adalah cinta yang tertanam di tanah basah,
Setiap helai padi yang tumbuh,
Adalah doa yang terucap dalam bisik pasrah.

Hujan dan panas adalah teman,
Tak pernah ia mengeluh dan menyerah,
Meski badai kadang menghadang,
Ia tetap teguh, tak goyah.

Di balik gemerisik dedaunan padi,
Terdengar nyanyian hati,
Petani dengan segala keikhlasan,
Menjalani hidup dalam kesederhanaan.

Dengan mata yang penuh harapan,
Ia menatap musim panen tiba,
Senyum terukir di wajah lelah,
Karena jerih payah tak pernah sia-sia.

2. Rona Kehidupan di Tanah Subur
Di tanah yang subur,
Terbentang kehidupan penuh warna,
Petani dengan cinta yang murni,
Menyemai hidup dalam setiap harinya.

Rona merah mentari pagi,
Menyapa dengan hangatnya,
Menjadi saksi bisu kerja keras,
Petani yang tak kenal lelah dan lemah.

Tanah ini adalah ibu,
Yang memberikan kehidupan tanpa pamrih,
Dengan cangkul dan tangan penuh harapan,
Petani menanam masa depan.

Dalam setiap langkahnya,
Ada doa yang terucap lirih,
Berkat dan rejeki dari Yang Kuasa,
Menyuburkan tanah, menguatkan hati.

Angin berbisik di sela dedaunan,
Membawa kabar gembira dari langit,
Bahwa bumi tak pernah ingkar janji,
Pada mereka yang setia merawatnya.

Dan ketika senja merona di ufuk barat,
Dengan tangan terlipat di dada,
Petani mengucap syukur dalam diam,
Pada kehidupan yang sederhana namun kaya.

3. Melodi Hati Sang Petani
Dalam derai dedaunan padi,
Ada melodi hati yang abadi,
Petani dengan segala kesabaran,
Merajut hidup di tengah keheningan.

Tanah dan hujan adalah sahabat setia,
Dalam setiap musim yang berganti,
Tak ada kata putus asa,
Hanya tekad yang kuat dan berani.

Di pagi yang sejuk dan cerah,
Ia menapaki ladang dengan semangat,
Dengan tangan kokoh mencangkul tanah,
Menyemai benih dengan penuh harap.

Lautan padi menguning,
Adalah hasil dari doa dan kerja keras,
Dengan senyum terukir di bibir,
Petani memandang panen dengan rasa puas.

Meski kadang badai menghadang,
Ia tetap berdiri tegak, tak tergoyahkan,
Karena di hati petani,
Terdapat keyakinan yang tak pernah pudar.

Di bawah langit yang luas,
Petani menemukan arti hidup yang sesungguhnya,
Dengan tangan dan hati yang tulus,
Ia merawat bumi dengan segala cinta.

4. Jejak Langkah di Sawah
Jejak langkahmu di sawah,
Adalah cerita yang tertulis di bumi,
Petani dengan segala kesederhanaan,
Menjalani hidup dalam kerendahan hati.

Pagi yang hening dan penuh berkah,
Menyambut langkahmu yang mantap,
Dengan hati penuh harap dan doa,
Kau menyapa tanah dengan cinta.

Di bawah terik matahari yang membakar,
Kau tetap bertahan tanpa keluh kesah,
Dengan tangan yang kuat mencangkul,
Menanam benih di lahan kehidupan.

Setiap tetes keringat yang jatuh,
Adalah bukti kerja keras dan perjuangan,
Kau tak pernah lelah mengais rejeki,
Meski kadang nasib tak berpihak.

Tapi di setiap musim yang berganti,
Ada harapan yang selalu hidup,
Karena kau tahu di balik jerih payah,
Terdapat berkah yang tak terhingga.

Dan ketika malam menyapa dengan lembut,
Kau istirahat dengan hati yang damai,
Karena kau tahu, esok hari,
Kau akan kembali menapak di ladang mimpi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun