istri dan anak semata wayangnya, Anisa.Â
Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang ayah bernama Budi bersamaBudi adalah seorang petani sederhana. Setiap pagi, ia bangun sebelum fajar, menyiapkan peralatan pertanian, dan berjalan menuju sawah yang berjarak sekitar dua kilometer dari rumahnya.
Istrinya bernama Siti, seorang ibu rumah tangga yang tekun. Setiap hari ia menyiapkan sarapan untuk Budi dan Anisa. Sementara Budi bekerja di sawah, Siti mengurus rumah dan Anisa yang masih bersekolah di sekolah dasar desa.
Anisa adalah anak yang cerdas dan rajin. Ia tahu betapa keras ayahnya bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga.Â
Setiap pulang sekolah, Anisa selalu membantu ibunya dengan pekerjaan rumah dan belajar dengan tekun agar bisa membanggakan kedua orang tuanya.
Suatu hari, Budi mendapat kabar dari kepala desa bahwa hasil panen tahun ini diperkirakan akan menurun karena cuaca yang tidak menentu.Â
Hujan yang terlalu deras merusak sebagian besar tanaman padi di desa mereka.Â
Berita ini membuat Budi khawatir. Bagaimana ia bisa mencukupi kebutuhan keluarga jika hasil panennya gagal?
Budi tidak menyerah. Ia bertekad mencari cara agar tetap bisa mendapatkan penghasilan. Ia mulai bekerja serabutan di luar jam kerja sebagai petani.
Budi mengambil pekerjaan apa saja yang bisa ia lakukan, mulai dari menjadi kuli angkut di pasar, hingga membantu memperbaiki rumah tetangga. Semua itu ia lakukan demi istri dan anaknya.
Pagi itu, setelah memastikan semua tanaman di sawah terawat, Budi pergi ke pasar untuk mencari pekerjaan. Ia bertemu dengan Pak Udin, seorang pedagang sayur yang sedang membutuhkan bantuan untuk mengangkut barang dagangan ke pasar. Budi langsung menyanggupi tawaran tersebut.