Adam tersentak kaget dan mencoba mundur, tapi dia terjebak di dalam gua yang gelap. Bayangan tanpa wajah itu mendekat, tapi Adam merasa tidak ada rasa takut lagi. Sebaliknya, dia merasa iba pada hantu itu. Mungkin hantu itu juga merasa kesepian, seperti dirinya yang kehilangan orang tua.
Tanpa sadar Adam mulai berbicara kepada hantu tersebut. Dia menceritakan tentang kehidupannya, tentang kehilangan orang tua, dan tentang perasaannya yang terluka.
Tak lama kemudian, Adam merasa seolah-olah ada sesuatu yang berubah di dalam gua itu. Udara menjadi lebih hangat, dan bayangan hantu tanpa mata itu mulai memancarkan cahaya lembut.
Adam menyadari bahwa hantu itu bukanlah makhluk yang menakutkan, melainkan roh yang kesepian dan haus akan kehangatan manusia.Â
Sejak malam itu, Adam dan hantu tanpa mata itu menjadi teman yang tak terpisahkan. Mereka sering berkumpul di gua itu, saling berbagi cerita dan mendengarkan satu sama lain.
Ketika pagi tiba, Adam kembali pulang ke rumah dengan cerita petualangannya yang menakjubkan. Dia tidak lagi merasa takut pada hantu tanpa mata, melainkan merasa bersyukur telah menemukan teman sejati di dalam kegelapan.
Pada akhirnya legenda hantu tanpa mata di kota kecil itu menjadi sebuah kisah tentang persahabatan yang tak terduga.
Setiap malam setelah Nyonya Marlowe tidur, Adam akan meninggalkan rumahnya untuk bertemu dengan hantu tanpa mata di gua tersembunyi di hutan.Â
Mereka akan duduk bersama, berbagi cerita, dan menikmati kebersamaan mereka di dalam kegelapan.
Adam mulai mengenal lebih dalam tentang hantu tanpa mata. Dia belajar bahwa hantu tersebut dulunya adalah seorang manusia biasa yang hidup di kota itu.Â
Nasib buruk telah menimpanya, dia meninggal dalam keadaan yang tragis. Setelah kematiannya, rohnya terjebak di dunia ini tanpa memiliki mata untuk melihat dunia. Meskipun dia tidak memiliki mata fisik, hantu tanpa mata itu memiliki kepekaan yang luar biasa terhadap dunia spiritual.Â