Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Harus Sabar dan Tenang, 3 Gunung Ini Sangat Tidak Cocok untuk Pendaki Pemula

3 Maret 2024   06:20 Diperbarui: 3 Maret 2024   06:26 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang pendaki berfoto di batuan Gunung Sindoro (Instagram/PendakiSunyi)

Bukan rahasia umum lagi kalau Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia dijuluki negara kepulauan karena memiliki lebih dari 17.000 pulau yang tersebar di sepanjang khatulistiwa.

Kepulauan ini membentang dari ujung barat hingga timur, menjadikannya negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Pulau-pulau ini membentuk karakteristik geografis yang unik dan menjadi ciri khas negara Indonesia.

Tidak hanya keberanekaragaman pulau yang menjadi ciri khas, Indonesia juga dikenal sebagai negara yang paling banyak memiliki gunung. Hal tersebut membuat masyarakat kita, khususnya para anak muda tertantang untuk menaklukan gunung sembari menikmati keindahan alam. 

Meski begitu, tidak semua gunung di Indonesia bisa bersahabat dengan kita, apalagi untuk para pemula. Kenali beberapa gunung yang bisa dikatakan sulit untuk ditaklukan.

1. Puncak Jayawijaya

Track pendakian puncak Jayawijaya yang masih bersalju (Instagram/Indozonetravel)
Track pendakian puncak Jayawijaya yang masih bersalju (Instagram/Indozonetravel)

Siapa yang tidak kenal dengan puncak Jayawijaya, puncak Jayawijaya sendiri adalah puncak tertinggi di Indonesia, dengan ketinggian sekitar 4.884 meter di atas permukaan laut.

Ketinggian yang ekstrem ini dapat menyebabkan kesulitan pernapasan dan masalah kesehatan lainnya bagi para pendaki.

Wilayah puncak Jayawijaya sering kali ditutupi oleh kabut tebal dan kondisi cuaca yang tidak stabil, termasuk hujan deras dan salju. Hal ini dapat menyulitkan navigasi dan membuat pendakian menjadi sangat berbahaya.

Untuk mencapai puncak Jayawijaya, pendaki sering harus melalui perairan yang dalam dan berbahaya, seperti sungai-sungai deras dan danau-danau yang membeku.

Akses ke puncak Jayawijaya sering kali sulit dan memerlukan perjalanan yang panjang dan melelahkan melalui daerah pegunungan yang terjal dan berbatu.

Pendakian ke puncak Jayawijaya memerlukan persiapan logistik yang matang, termasuk penyediaan perlengkapan pendakian yang memadai dan persediaan makanan dan air yang cukup untuk perjalanan yang panjang.

Kombinasi dari faktor-faktor ini membuat Puncak Jayawijaya menjadi tantangan yang menantang bagi para pendaki dan menjadikannya salah satu tujuan pendakian paling menuntut di dunia.

2. Gunung Raung

Puncak Sejati Gunung Raung (Instagram/PesonaIndonesia)
Puncak Sejati Gunung Raung (Instagram/PesonaIndonesia)

Komunitas pecinta alam dan pendaki di Jawa Timur sudah akrab dengan gunung ini. Memiliki jalur pendakian yang menantang dan mengakhiri petualangan dengan puncak yang memukau karena gemuruh suara dan asap yang terus keluar dari kawahnya.

Gunung Raung terletak di Pegunungan Ijen. Puncak Raung dikenal sebagai Puncak Sejati yang mana adalah titik tertinggi di Pegunungan Ijen, dengan ketinggian mencapai 3.344 meter di atas permukaan laut.

Di bawah Puncak Sejati, terdapat juga Puncak 17 dan Puncak Tusuk Gigi. Wilayah kaki gunung ini terbagi antara tiga kabupaten, yaitu Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember.

Kedua rute tersebut memiliki tingkat kesulitan yang mencolok. Pendakian melalui jalur Bondowoso menuju puncak Tusuk Gigi menampilkan jalur yang curam dengan jurang di sebelah kanan dan kiri. Banyak pendaki telah mengalami kecelakaan fatal di jalur ini.

Sementara itu, dari jalur Banyuwangi ketiga puncak Gunung Raung dapat dicapai. Puncak pertama, Puncak 17 atau sering disebut Puncak Bendera atau Puncak Kalibaru, terletak pada ketinggian 3.154 meter di atas permukaan laut.

Pada titik ini, kegarangan Puncak Sejati Raung mulai terlihat. Rute ini dikenal karena menyajikan tantangan ekstrem dengan jurang di sebelah kanan. Puncak 17 berbentuk piramida dan sering digunakan oleh pendaki untuk memasang bendera sebagai simbol keberhasilan mencapai puncak.

Selain itu, terlihat juga Puncak Tusuk Gigi yang terdiri dari formasi batuan yang tajam dan Triangulasi Puncak Sejati Raung. Dari sini, jalur menuju puncak sejati hanya tampak samar.

Setelah melewati Puncak 17, pendaki mencapai Puncak Tusuk Gigi. Untuk mencapainya, mereka menggunakan teknik rappelling untuk turun ke bawah. Di sana, beberapa anchor besi telah dipasang oleh pendaki sebelumnya.

Terakhir, Puncak Sejati Raung dapat dicapai dengan naik sedikit dari Puncak Tusuk Gigi. Ini adalah tujuan akhir dan titik tertinggi di Gunung Raung.

Puncaknya ditandai dengan sebuah triangulasi dan pemandangan sebuah kawah besar yang masih aktif, mengeluarkan asap secara terus-menerus. Suara gemuruh sering terdengar dari bawah kawah ini, dan semakin keras saat mencapai Puncak Sejati, menimbulkan ketakutan dan getaran yang kuat bagi pendaki.

3. Gunung Leuser

Vegetasi rumput di jalur pendalian Gunung Leuser (Instagram/FurkySyahroni)
Vegetasi rumput di jalur pendalian Gunung Leuser (Instagram/FurkySyahroni)

Gunung Leuser mungkin terdengar asing bagi sebagian masyarakat. Gunung Leuser adalah gunung yang terletak di Kutapanjang, Gayo Lues, Aceh, dengan ketinggian mencapai 3.119 meter di atas permukaan laut.

Gunung ini merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Leuser, yang merupakan salah satu kawasan konservasi terbesar dan paling penting di dunia. Di dalam taman nasional ini, terdapat berbagai jenis fauna yang dilindungi negara, termasuk Harimau Sumatera, Orangutan Sumatera, Badak Sumatera, dan Gajah Sumatera.

Apabila Puncak Jayawijaya dan Raung dikenal sulit ditaklukan karena track nya yang terjal dan curam, tidak dengan Gunung Leuser.

Gunung tertinggi kedua di Pulau Sumatra ini dikenal sangat menyusahkan karena durasi dalam pendakian yang sangat lama. Tidak tanggung-tanggung, kalian harus menempuh pendakian selama 1 sampai 2 minggu untuk bisa mencapai puncak Leuser.

Gunung Leuser memiliki tiga jalur pendakian, yakni Jalur Kedah, Agusan, dan Meukek. Jalur Kedah adalah jalur yang paling umum digunakan oleh pendaki, dengan trek sepanjang 51 km dan memerlukan waktu pendakian sekitar 14 - 16 hari.

Terdapat 21 titik perkemahan di sepanjang jalur ini sebagai tempat istirahat dan sumber air tersedia. Jalur Agusan memiliki trek yang lebih panjang dibandingkan Jalur Kedah. Di sisi lain, Jalur Meukek merupakan jalur paling sulit di antara ketiganya dan membutuhkan perlengkapan khusus untuk melewatinya.

Belum lagi selama perjalanan kalian akan melewati jalur hewan-hewan buas seperti harimau, babi hutan, atau singa. 

Jika kalian berminat mendaki Gunung Leuser, Anda perlu mengurus izin minimal satu bulan sebelumnya di Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser dan mendapatkan persetujuan dari Polres Gayo Lues dan Kodim 0113 Gayo Lues.

Selain itu, pastikan bahwa tubuh dalam keadaan sehat dengan mendapatkan surat keterangan dari dokter. Taman nasional juga menyarankan agar perjalanan pendaki didampingi oleh guide lokal untuk menjaga keselamatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun