Bulutangkis sendiri masuk ke Indonesia pada awal abad ke-20 melalui perantaraan Belanda. Permainan ini diperkenalkan oleh para tentara dan pejabat Belanda yang berada di Indonesia saat itu. Bulutangkis pada awalnya dikenal dengan nama "Poona" atau "Punah" yang merupakan turunan dari permainan bulutangkis yang berasal dari Inggris.
Sekitar tahun 1900-an, permainan ini mulai diperkenalkan di kalangan elit sosial Indonesia, terutama di kalangan perempuan dan keluarga kerajaan. Bulutangkis menjadi populer di kalangan masyarakat Jawa dan Sumatera, dan kemudian menyebar ke daerah-daerah lain di Indonesia.
Pada tahun 1951, Federasi Bulutangkis Indonesia (PBSI) didirikan sebagai organisasi resmi yang mengatur dan mengembangkan olahraga bulutangkis di Indonesia. PBSI berperan penting dalam menggalakkan dan memajukan olahraga ini di seluruh negeri.
Seiring berjalannya waktu, bulutangkis semakin mendapatkan tempat khusus di hati masyarakat Indonesia. Prestasi gemilang para atlet bulutangkis Indonesia di tingkat internasional, seperti Rudy Hartono, Liem Swie King, Susi Susanti, dan Taufik Hidayat, telah menginspirasi banyak orang untuk terlibat dalam olahraga ini.
Bulutangkis kemudian menjadi salah satu olahraga paling populer di Indonesia, baik di tingkat amatir maupun profesional. Pemerintah dan PBSI aktif mendukung pengembangan bulutangkis, membangun infrastruktur olahraga, dan melatih para atlet muda untuk mencapai prestasi tinggi di tingkat nasional dan internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H