Rusia dan Ukraina memiliki akar sejarah dan faktor-faktor yang kompleks. Konflik modern dimulai pada tahun 2014, setelah penggulingan Presiden Ukraina Viktor Yanukovych, yang memiliki hubungan yang erat dengan Rusia, Rusia mengambil tindakan dan secara de facto menganeksasi Krim ke wilayahnya.
Konflik antaraSetelah penggulingan Yanukovych, wilayah di timur Ukraina, terutama di wilayah Donbass (termasuk provinsi Donetsk dan Luhansk), menyaksikan perpecahan dan kerusuhan. Beberapa penduduk di wilayah tersebut mendukung hubungan yang lebih erat dengan Rusia, sedangkan yang lain mendukung hubungan yang lebih dekat dengan Uni Eropa.
Konflik ini menjadi semakin mematikan ketika kelompok separatis yang didukung Rusia mengambil alih sebagian wilayah tersebut, yang diikuti oleh pertempuran antara pasukan Ukraina dan kelompok separatis tersebut.
Rusia dituduh terlibat secara aktif dalam mendukung separatis di wilayah Donbass dengan menyediakan dukungan militer, senjata, dan personel. Sementara Rusia mengklaim bahwa itu hanya mendukung "suku Rusia" yang melindungi diri mereka sendiri, pemerintah Ukraina dan banyak negara Barat mengkritik campur tangan Rusia dan melihatnya sebagai pelanggaran kedaulatan Ukraina.
Perkembangan selanjutnya dalam konflik ini melibatkan pertempuran militer yang berkecamuk di wilayah Donbass, upaya perdamaian melalui perundingan diplomatik seperti Minsk Agreements, serta peningkatan ketegangan dan sanksi antara Ukraina, Rusia, dan negara-negara Barat. Konflik ini telah menyebabkan kerugian besar baik dalam hal korban jiwa maupun dampak humaniter, serta membawa konsekuensi besar bagi keamanan dan stabilitas di kawasan tersebut.
Tahun 2020 konflik antara Rusia dengan Ukraina mencuat kembali usai Presiden Ukraina, Vlodymr Zelensky mengutarakan niatnya untuk bergabung NATO, yang mana adalah wadah terbesar bagi Amerika Serikat dan Eropa.Â
Rusia yang sejak perang dunia 2 sudah bersitegang dengan Amerika dan Eropa tidak ingin Ukraina bergabung dengan NATO. Presiden Rusia, Vladimir Putin pun mengirimkan pasukan tentara ke sejumlah wilayah di Ukraina untuk memberi peringatan pada Ukraina yang masih berlangsung sampai saat ini, tahun 2023.
Dalam berjalannya peperangan Rusia-Ukraina, baru-baru ini kita mungkin mendengar yang nama Wagner yang menghianati Putin, sehingga membuat Rusia terdesak. Lantas siapakah Wagner yang sesungguhnya?
WagnerWagner Group atau Grup Wagner. Kelompok ini dinamakan berdasarkan nama samaran pemimpinnya, Dmitry Utkin, yang menggunakan nama panggilan "Wagner". Kelompok ini diduga terlibat dalam berbagai konflik di seluruh dunia sebagai tentara bayaran.
Wagner adalah sebuah kelompok militer swasta Rusia yang terkenal dengan namaWagner Group pertama kali muncul pada tahun 2014 selama krisis di Ukraina, ketika mereka ikut serta dalam pertempuran di pihak separatis pro-Rusia di wilayah Donbass.Â
Mereka juga dikaitkan dengan keterlibatan dalam konflik di Suriah, di mana mereka mendukung rezim Presiden Bashar al-Assad dalam perang saudara yang berkecamuk di negara tersebut. Selain itu, ada juga laporan dan dugaan keterlibatan mereka dalam konflik di Libya, Republik Afrika Tengah, Sudan, dan negara-negara lain.
Wagner Group terdiri dari mantan personel militer Rusia yang dilatih dengan baik dan memiliki pengalaman tempur. Mereka menawarkan jasa mereka kepada pemerintah atau kelompok bersenjata yang mempekerjakan mereka.Â
Meskipun tidak secara resmi diakui oleh pemerintah Rusia, Wagner Group dikaitkan dengan Yevgeny Prigozhin, seorang pengusaha Rusia yang dekat dengan pemerintah. Prigozhin juga dikenal sebagai pemilik perusahaan swasta yang mendukung kelompok tersebut.
Peran dan hubungan Wagner Group dengan pemerintah Rusia masih diperdebatkan dan tidak jelas. Meskipun ada dugaan bahwa mereka bertindak atas perintah atau setidaknya dengan dukungan implisit dari pemerintah Rusia, tidak ada pengakuan resmi terkait keterlibatan mereka.
Penggunaan tentara bayaran seperti Wagner Group dalam konflik telah menimbulkan kontroversi internasional dan mengundang pertanyaan tentang akuntabilitas dan pengawasan mereka, serta campur tangan asing dalam konflik di negara-negara tertentu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H