Gunung adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan formasi geografis berupa puncak tertinggi dari sebuah wilayah yang tinggi dan curam, biasanya dengan ketinggian lebih dari 600 meter dari permukaan laut. Gunung dapat terbentuk dari proses geologi seperti pergerakan lempeng bumi, erosi, dan aktivitas vulkanik. Selain menjadi daya tarik wisata alam, beberapa gunung juga memiliki nilai penting dalam budaya dan mitologi suatu masyarakat.
Dalam ilmu geografi, terdapat dua jenis gunung yang sudah umum dipelajari, yaitu gunung aktif dan gunung non aktif, atau biasa disebut gunung mati dan gunung berapi. Gunung berapi adalah sebuah gunung yang aktif dan memiliki potensi untuk meletus. Gunung berapi terbentuk dari letusan vulkanik yang terjadi ketika magma, gas, dan partikel-partikel padat keluar dari bawah permukaan bumi melalui saluran vulkanik menuju permukaan. Letusan gunung berapi dapat berupa letusan eksplosif dengan awan panas, abu vulkanik, dan lahar, atau letusan efusif yang mengeluarkan lava.Â
Indonesia merupakan negara dengan gunung api terbanyak di dunia, dengan total 58 gunung berapi aktif, contohnya Gunung Semeru, Merapi, Welirang, Kerinci, Bromo, dan anak Krakatau. Hal ini disebabkan karena Indonesia dilalui jalur pegunungan api dunia atau Ring Of Fire.
Asal usul pemberian nama "Ring of Fire" atau "Cincin Api" berasal dari pengamatan para ahli geologi dan vulkanologi pada awal abad ke-20. Nama ini pertama kali dipopulerkan oleh seorang ahli geologi Amerika bernama Frank Perret pada tahun 1928. Perret menggunakan istilah "Ring of Fire" dalam bukunya yang berjudul "The Volcanoes of Central America".
Istilah ini kemudian digunakan secara lebih luas oleh para ahli geologi dan vulkanologi untuk menggambarkan wilayah yang memiliki aktivitas vulkanik dan gempa bumi yang tinggi di sekitar Samudra Pasifik. Dalam bahasa Inggris, "Ring of Fire" juga memiliki konotasi yang dramatis dan memikat, sehingga istilah ini menjadi populer dan mudah diingat oleh publik.
Ring Of Fire" atau "Cincin Api" adalah sebuah wilayah yang terletak di sekitar Samudra Pasifik yang memiliki aktivitas vulkanik dan gempa bumi yang tinggi. Wilayah ini membentang sepanjang sekitar 40.000 km dan melingkupi sekitar 75% gunung berapi aktif di dunia, termasuk di antaranya adalah Gunung Merapi di Indonesia, Gunung Fuji di Jepang, dan Gunung Saint Helens di Amerika Serikat.
Wilayah Cincin Api juga sering terjadi aktivitas gempa bumi yang kuat, karena terletak pada pertemuan beberapa lempeng tektonik yang bergerak aktif. Kegiatan vulkanik dan gempa bumi di wilayah ini dapat menimbulkan bahaya bagi manusia dan lingkungan, seperti tsunami, tanah longsor, dan erupsi vulkanik yang mengeluarkan awan panas, lava, dan material vulkanik yang membahayakan.
Ring of Fire atau Cincin Api memiliki dampak yang signifikan terhadap manusia dan lingkungan. Berikut adalah beberapa dampak adanya Cincin Api.
Erupsi vulkanik: Erupsi gunung berapi yang terdapat di Cincin Api dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan dan membahayakan manusia, seperti mengeluarkan abu vulkanik, awan panas, lahar, dan lava.
Gempa bumi: Cincin Api adalah wilayah yang aktif secara geologi, sehingga sering terjadi gempa bumi yang dapat merusak bangunan dan infrastruktur, serta menimbulkan korban jiwa.
Tsunami: Letusan gunung berapi dan gempa bumi di bawah laut di Cincin Api dapat memicu terjadinya tsunami yang berpotensi menghancurkan pantai dan menyebabkan kerusakan lingkungan dan hilangnya nyawa.
- Sumber daya alam: Meskipun Cincin Api dapat membahayakan manusia dan lingkungan, wilayah ini juga memiliki potensi sumber daya alam yang besar, seperti gas, minyak bumi, dan mineral.
- Kehidupan laut: Wilayah Cincin Api memiliki keragaman hayati laut yang tinggi, tetapi juga terancam oleh kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas vulkanik dan gempa bumi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H