Piala Dunia 2022 Qatar telah memasuki hari keenam sejak Minggu, 20 November 2022 lalu. Serangkaian pertandingan telah digelar setelah Opening Ceremony. Dari sekian pertandingan yang sudah digelar, ada dua laga yang menjadi sorotan fans sepakbola dunia, yaitu Argentina vs Arab Saudi dan Jerman vs Jepang.
GelaranSecara mengejutkan Timnas Argentina dan Jerman sama-sama menelan kekalahan, dan skor pertandingannya pun sama, yaitu 2-1. Hasil ini tentu diluar dugaan para fans dan pengamat sepakbola dunia, sebab Argentina dan Jerman adalah negara yang bertabur bintang, sebut saja Lionel Messi dan Thomas Muller.
Alhasil Timnas Argentina dan Jerman kini menjadi bulan-bulanan warganet, terlebih kandidat juara lain memperoleh hasil positif di laga pertama mereka, sebut saja Perancis, Inggris, Spanyol, serta Portugal.
Meski sama-sama dibully, Timnas Jerman agaknya datang membawa sesuatu yang sensitif di Piala Dunia 2022 Qatar kali ini, yaitu LGBT (homo, lesbi, dan heteroseksual).
Der Panzer (julukan Timnas Jerman) secara terang-terangan tidak setuju dengan aturan pemerintah Qatar tentang pelarangan unsur LGBT di Piala Dunia 2022 kali, sebab Qatar sendiri merupakan negara mayoritas penduduk beragama Islam dan menentang yang nama LGBT.
"Melarang kami memakai ban kapten itu (OneLove) seperti membungkam kami," jelas DFB Team pada laman twitternya, Rabu (23/11/22) lalu.
Statement tersebut diperkuat dengan aksi kurang baik yang dilakukan Timnas Jerman, yaitu berfoto sebelum pertandingan melawan Jepang dengan gaya menutup mulut, yang menandakan ketidaksetujuan atau bungkam terhadap aturan Qatar yang dinilai deskriminatif tentang hak asasi manusia.
Aksi pemain Jerman, Rudiger ketika sprint melawan pemain Jepang juga menjadi sorotan karena dianggap sebagai bentuk ejekan dan hinaan terhadap lawannya.
Beberapa negara juga diketahui sebelumnya menentang aturan Qatar tentang LGBT, sebut saja Denmark dan Inggris. Berbeda dengan Jerman dan Denmark yang sedikit "keras kepala" mengenai aturan Piala Dunia 2022 Qatar ini, Inggris lebih memilih cari aman agar tidak bernasib sama dengan Jerman.
"Kami benar-benar sangat mendukung basis LGBTQ kami, dan saya tahu beberapa dari mereka merasa sedikit kecewa karena ban kapten tidak dikenakan," dikutip dari laman goal.com, Jumat (25/11/22).
"Kami akan dikritik karena itu, tapi terkadang kami harus menerima kritik dan melanjutkannya. Saya pikir jika kita percaya diri tentang diri kita sendiri dan dimana kita berdiri, kita tidak perlu khawatir tentang perlunya melakukan sesuatu agar terlihat melakukannya (seperti Jerman)," tegasnya.
Gareth Southgate sendiri lebih memilih mengikuti aturan yang ditetapkan oleh Qatar tentang LGBT. Terlebih FIFA sendiri telah mengeluarkan aturan resmi mengenai ban lengan yang bertuliskan Piala Dunia Qatar untuk semua tim yang berlaga, untuk menghindari adanya golongan pro dan kontra "One Love" atau LGBT.
"Saya tidak berpikir kami harus melakukan apapun sebagai tim Swiss. Kami harus menghormati aturan dan fokus pada sepakbola, hanya itu yang kami rencanakan," ujar punggawa Swiss, Granit Xhaka, dikutip dari NDTV, Jumat (25/11/22).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H