Qatar telah memasuki hari keempat. Berbagai kejutan telah terjadi di setiap pertandingan, yang terbaru adalah kekalahan yang diterima Timnas Argentina atas Arab Saudi. Tim Tango harus mengakui keunggulan Arab Saudi dengan skor 2-1, Selasa (22/11/22) kemarin.
Gelaran Piala Dunia 2022Dibalik kemeriahan Piala Dunia 2022 Qatar, sebenarnya terselip sedikit kontroversi sebelum pelaksanaannya, yaitu masalah-masalah yang berbau unsur budaya dan agama, sebab seperti yang kita ketahui bahwa Qatar sebagai tuan rumah dengan penduduk mayoritas penduduk muslim memiliki peraturan dalam berkehidupan yang cukup ketat. Segala aspek kehidupan memiliki aturan yang harus dipatuhi.
Ajang Piala Dunia dari tahun ke tahun sejatinya sangat identik dengan para suporter yang memoles tubuhnya dengan cat, meminum dan menyemprotkan bir atau minuman beralkohol, dan para wanita yang berpakaian seksi sebagai pemanis pada setiap pertandingan. Jika yang kita cari itu, maka tidak akan kita temukan para Piala Dunia 2022 kali ini.
Tidak berhenti sampai disitu, pemerintah Qatar sudah memberlakukan aturan tentang larangan penggunaan atribut yang memiliki simbol "Pelangi" atau unsur LGBT.
Penolakan atas golongan LGBT diutarakan oleh Duta Besar Qatar, yang mana ia menyebutkan bahwa homoseksualitas merupakan bentuk kerusakan dalam pikiran yang harus segera diluruskan agar tidak menular ke yang lainnya.
Disisi lain, Qatar akan tetap menerima semua kalangan termasuk para LGBT, namun tetap harus mematuhi beberapa peraturan khusus yang telah ditetapkan.
"Qatar akan menerima pengunjung gay, tetapi mereka harus terima aturan kami," ujar Khalid Salman selaku legenda sepakbola Qatar, dikutip dari ZDF, Selasa (08/11/22) lalu.
Aturan tersebut sebenarnya sempat ditentang oleh beberapa negara, antara lain Amerika dan Jerman, yang mana kedua negara tersebut mengatakan bahwa peraturan Qatar sebagai bentuk ketidakhormatan terhadap hak asasi yang dimiliki setiap manusia.
Disisi lain, masih ada negara yang tetap menghormati keputusan atau peratutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Qatar, salah satunya Inggris, Seketariat Luar Negeri Inggris.
"Mereka ingin memastikan bahwa penggemar sepakbola aman, terjamin dan menikmati diri mereka sendiri, dan mereka tahu bahwa itu berarti mereka harus membuat beberapa kompromi," ujar James Clevery Rabu (09/11/22) lalu.
Nyatanya, aturan tersebut tidak benar-benar dihormati beberapa pihak dari negara-negara Eropa atau Amerika Serikat. Hal tersebut tercermin dari masih banyaknya wartawan atau jurnalis yang masih keras kepala gunakan ban lengan berwarna pelangi atau bertuliskan "one love" sebagai bentuk dukungan pada kaum gay, lesbian dan semacamnya.
Salah satunya yang dilakukan oleh komentator asal Jerman, Claudia Neumann dalam pertandingan Amerika vs Wales, Selasa (22/11/22) lalu. Serta reporter media pemberitaan BBC Sport.
FIFA sendiri sebenarnya sudah membuat aturan mengenai penggunaan ban lengan sendiri khusus gelaran Piala Dunia 2022 Qatar kali ini, supaya tidak ada perdebatan antara kedua belah pihak, pendukung atau penentang one love.
Tentu ini adalah bentuk penghinaan dan ketidakhormatan Western terhadap aturan yang sudah disepakati bersama sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H