"Saya harus menghormati posisi Rusia yang mengatakan bahwa itu bukan rudalnya. Ini penting bagi kami," jelas Erdogan ketika menghadiri KTT G20 di Bali, Rabu (16/11/22).
Seperti yang diketahui bahwa hubungan Turki dan Rusia memang cukup baik. Kedua negara tetap saling mendukung satu sama lain ditengah tuduhan Barat. Erdogan begitu menghormati Putin, begitu pula sebaliknya.
Meski negaranya, Turki menjadi salah satu anggota NATO, Erdogan tetap menyatakan bahwa segala tuduhan itu harus berdasarkan fakta, bukan tuduhan sepihak yang berdasarkan dari kebencian terhadap suatu pihak.
"Kami mencoba untuk membawa Rusia dan Ukraina ke meja perundingan sesegera mungkin. Dalam hal ini, kami percaya bahwa metode seperti provokasi bukan cara yang tepat. Jalan menuju perdamaian terletak melalui dialog," jelasnya.
Tentu setiap negara di dunia ini tidak ingin terjadi perang dunia untuk ketiga kalinya, maka dari itu para pemimpin negara tidak ingin ada yang mudah terprovokasi terhadap statement atau kejadian yang masih dalam penyelidikan, terutama menyangkut hubungan suatu negara dengan negara lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H