Hacker Bjorka kembali muncul kepermukaan setelah beberapa waktu tidak muncul. Setelah sebelumnya aplikasi MyPertamina, kini giliran PeduliLindungi yang menjadi korban peretasan data oleh Bjorka.
Bjorka sendiri merupakan seorang hacker yang tiba-tiba muncul begitu saja di dunia maya Indonesia. Hacker yang mengaku berasal dari Polandia ini tercatat sudah membocorkan beberapa data penduduk RI yang tersimpan di dalam aplikasi, dari data KTP, registrasi SIM sudah Bjorka dapatkan, yang kemudian ia jual di laman Breached.to
Tidak hanya itu, Bjorka juga sempat membocorkan data pribadi para pejabat RI, dari Puan Maharani hingga Luhut Binsar Panjaitan, selain itu Bjorka juga sempat terlibat perdebatan dengan Kominfo, khususnya dengan Johnny G Plate selaku Ketum Kominfo RI.
Bjorka mengatakan bahwa para pemimpin suatu lembaga di Indonesia harusnya memiliki kompetensi yang sesuai dengan tempat mereka berada, sebut saja Johnny G Plate, dimana Bjorka menilai Plate tidak memiliki kompetensi yang mumpuni di bidang IT. Bjorka sampai menyebutnya idiot.
Selain data-data penduduk RI, Bjorka juga membocorkan data supersemar di zaman Soeharto dan mengungkap siapa pembunuh aktivis Munir. Bjorka mengaku melakukan hal ini demi masyarakat Indonesia yang dinilai sudah dipermainkan sejak dulu.
"Saya punya teman orang Indonesia yang baik di Warsawa, dan dia bercerita banyak tentang betapa kacaunya Indonesia. Aku melakukan ini untuknya," ujar Bjorka dalam laman telegram miliknya, Sabtu (10/09/22).
"Ayo bergabung dan memprotes menggunakan topeng Bjorka dimanapun kamu berada. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk revolusi," tandasnya.
Kini, bulan November 2022, setelah MyPertamina sekarang gilaran PeduliLindungi yang dibocorkan datanya oleh Bjorka.
"Indonesia covid-19 app PeduliLindungi 3,2 billion," tulisnya di Breach Forums, Selasa (15/11/22).
Ukuran dari data masyarakat di PeduliLindungi yang diupload oleh Bjorka tidak main-main, mencapai 48 GB jika dikompres, 157 GB tanpa dikompres, dengan format file CSV. Harga yang dipatok Bjorka untuk penjualan data PeduliLindungi ini mencapai Rp1,6 miliar dengan transaksi menggunakan bitcoin.
PeduliLindungi sendiri merupakan sebuah aplikasi yang diciptakan pemerintah dan Kemenkes untuk memuat data penduduk Indonesia yang sudah melakukan vaksinasi covid-19.