"Baik pemain dan penonton harus terjamin keamanan dan keselamatannya," imbuhnya.
PSSI selaku lembaga yang menaungi sepakbola di Indonesia pun diminta untuk bertanggungjawab atas kejadian kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, yaitu dengan mundur dari jajaran kepengurusan.
Iwan Bule selaku Ketua Umum PSSI menolak mentah-mentah permintaan tersebut dan berdalih ada cara lain yang akan dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawabannya. Insiden tersebut juga membuat Liga 1 Indonesia dihentikan untuk sementara, sampai waktu yang belum ditentukan.
Pernyataan Persebaya
Menanggapi ketidakjelasan kelanjutan dari Liga 1 Indonesia, beberapa klub yang berkompetisi di dalamnya meminta pihak PSSI untuk segera menyelenggarakan Kongres Luar Biasa (KLB).
Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI sendiri merupakan suatu rapat besar yang melibatkan beberapa jajaran tinggi pemangku kepentingan sepakbola yang ada di Indonesia, antara lain,
1. Klub
2. Asosiasi Provinsi PSSI
3. Asosiasi Klub Sepakbola Wanita
4. Federasi Futsal Indonesia
5. Asosiasi Pemain
6. Asosiasi Pelatih
Tujuan disenggarakannya KLB sendiri adalah untuk melakukan perombakan ditubuh pengurus PSSI dan memilih pemimpin baru PSSI yang berintegritas tinggi dan bertanggungjawab dari konflik kepentingan.
Terbaru, Manajemen Persis Solo dan Persebaya mengadakan pertemuan dan mengirim surat yang ditunjukan kepada PSSI dan LIB yang berisi permohonan untuk diadakannya Kongres Luar Biasa (KLB) dan RUPS LB PT Liga Indonesia Baru sesegera mungkin.
"Yang pertama untuk diselenggarakannya KLB PSSI, untuk kebaikan sepakbola nasional secara menyeluruh. Tragedi Bandung Lautan Api Juni lalu, disusul tragedi Kanjuruhan 1 Oktober lalu, begitu memukul kita semua," tulis dalam laman twitter resmi Persebaya Surabaya, Senin (24/10/22) kemarin.
"Kami merasa diselenggarakannya RUPS LB PT LIB adalah justru yang paling urgent saat ini, karena klub-klub semua harus mau duduk bersama membahas kepastian liga. Semoga klub-klub lain bisa melakukan hal yang sama supaya RUPS LB bisa terselenggara segera," imbuhnya.
Hal serupa juga dituliskan dalam laman twitter resmi sejumlah klub, seperti Persis Solo dan PSIS Semarang.
Jika PSSI dan LIB masih saja menolak permintaan dari sejumlah klub di Indonesia, maka jelas akan terjadi kekecewaan yang akan memicu aksi pemberontakan, bukan malah menyelasaikan, malah memperluas permasalahan sepakbola di Indonesia.