Meski sudah lebih dari seminggu yang lalu Ratu Elizabeth meninggal, tepatnya pada Kamis (08/09/22), di Kastil Balmoral Skotlandia, jasad dari sang ratu baru saja dimakamkan.
Prosesi upacara pemakaman Ratu Elizabeth II dilangsungkan pada Senin (19/09/22) tadi malam. Ratu Elizabeth II tercatat sudah memimpin Kerajaan Inggris selama 70 tahun. Sang ratu meninggal diusianya yang ke 96 tahun. Sebelum dimakamkan, Ratu Elizabeth II sendiri sudah 4 hari disemayamkan di Kastil Balmoral Skotlandia.
Prosesi pemakaman Ratu Elizabeth II dihadiri oleh keluarga kerajaan dan kerabat terdekatnya, sebut saja sang anak, King Charles III yang baru saja naik tahta, Putri Anne, dan Pangeran Andrew serta pasangannya.
Privilege Pemakaman
Tidak seperti orang biasa, prosesi pemakaman sang ratu dan para anggota kerajaan tentu digelar lebih mewah. Selain anggota kerajaan, upacara kebangsaan juga dilakukan saat pemakaman tokoh penting negara, seperti Perdana Menteri (PM) dan jajaran pemerintah Inggris.
Dilansir dari situs Full Fact, serangkaian prosesi pemakaman Ratu Elizabeth II dari awal sampai akhir ditaksir memakan biaya hingga 8 juta Poundsterling, atau setara Rp136 milliar.
Meski begitu Full Fact menyatakan nominal tersebut hanyalah perkiraan dari perhitungan yang mereka lakukan, dimana banyak pihak yang berpendapat juga bahwa biaya pemakaman Ratu Elizabeth II mencapai milliaran Poundsterling. Taksiran sebesar itu dinilai terlalu berlebihan dan tidak masuk akal.
Lebih lanjut, selain serangkaian upacara penghormatan, prosesi pemakamannya pun terbilang tidak biasa, yang mana jika orang biasa dikuburkan dalam tanah dan ditimbun tanah, lain halnya pemakaman anggota kerajaan.
Setiap anggota kerajaan yang meninggal akan dimakamkan di sebuah ruangan, bukan ditempat tanah terbuka. Peti mati nya pun tidak ditimbun tanah langsung, tetapi peti dilapisi oleh timah yang tebal.
Hal ini dilakukan untuk mencegah pembusukan lebih cepat, menjegah kelembapan udara, serta mecegah timbulnya aroma tidak sedap disekitaran makam. Dengan pemberian timah pada peti jenazah ini, maka jasad Ratu Elizabeth II akan lebih awet dan utuh.
Peti yang digunakan juga bukan peti sembarangan, sebab kayu pembentuk persemayaman terakhir sang ratu berasal dari kayu Ek atau Oak yang berasal dari Perkebunan Sandringham di Norfolk Inggris.
Menurut penelitian, pohon Oak ini dapat tumbuh hingga mencapai usia 700 tahun, dan dianggap sebagai pohon nenek moyang zaman dahulu, tempat untuk istirahat dan membangun peradaban karena bentuknya yang besar dan rindang layaknya pohon bringin di Indonesia.
Kayu Oak ini sejatinya sangat langka di Eropa, sebab kayu ini berasal dari belahan bumi utara, seperti Amerika Serikat, dan Asia beriklim tropis. Hal inilah yang membuat kayu Oak ini bernilai sangat tinggi. Selain itu, pohon ini juga memiliki batang yang kokoh, tidak berlubang, serta tahan segala kondisi membuat kayu Ek atau Oak ini dipilih menjadi penyusun peti mati Ratu Elizabeth II.
Kini tahta Kerajaan Inggris telah dipegang oleh anak pertama Ratu Elizabeth II, yaitu King Charles III dan sang istri, Camilla sebagai pemaisuri kerajaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H