Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejarah "Bloody Mary" Nenek Moyang Ratu Elizabeth II yang Kejam

13 September 2022   13:06 Diperbarui: 13 September 2022   13:10 6477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan wajah Raja Edward VI (bestglitz.com)

Beberapa hari yang lalu dunia dikejutkan dengan wafatnya Ratu Elizabeth II, pada Kamis (08/09/22), bertempat di Kastil Balmoral Skotlandia. Sang ratu meninggal di usia 96 tahun.

Tercatat Ratu Elizabeth II telah memimpin Kerajaan Inggris selama 70 tahun (1952-2022), dan sekaligus menjadi yang terlama sepanjang sejarah Kerajaan Inggris.

Potret masa tua Ratu Elizabeth II (jogja.tribunnews.com)
Potret masa tua Ratu Elizabeth II (jogja.tribunnews.com)
Kepergian sang ratu menandai adanya Operation London Bridge yang merupakan kode rencana Kerajaan Inggris apa saja yang dilakukan pasca wafatnya Ratu Elizabeth II, yang mana sudah direncanakan sejak tahun 1960 dan terus mengalami pembaruan tiap tahunnya.

Kematian Ratu Elizabeth II ini tentu menjadi pukulan telak bagi sang anak dan cucu, serta cicitnya. Utamanya bagi sang anak, Pangeran Charles.

Pangeran Charles pada akhirnya diangkat menjadi seorang raja menggantikan posisi sang ibu dengan gelar King Charles III.

Tidak hanya keluargan kerajaan yang merasa kehilangan atas berpulangnya Ratu Elizabeth II, namun juga masyarakat Britania Raya seperti Inggris, Skotlandia, Wales, Irlandia Utara, Australia, dan Slandia Baru.

Semasa hidupnya, Ratu Elizabeth II dikenal sebagai seorang yang baik dan ramah pada masyarakat. Tokoh penting dunia pun menjalin hubungan baik dengan sang ratu, sebut saja pemimpin Gereja Vatikan, Paus Fransiskus.

Kehidupan Nenek Moyang Ratu Elizabeth II
Namun tahukah kalian jika ada salah satu nenek moyang dari Ratu Elizabeth II merupakan seorang pemimpin yang bengis. Namanya cukup terkenal di dunia, sejarah menyebutnya "Bloody Mary".

Bloody Mary sendiri adalah julukan untuk pemimpin Inggris pertama, yaitu Ratu Mary Tudor I yang lahir pada 15 Februari 1516. Ia merupakan putri pertama dari pasangan Raja Henry VIII dan Catherine dari Aragon Spanyol.

Lukisan Raja Henry VIII (kompas.com)
Lukisan Raja Henry VIII (kompas.com)
Mary merupakan satu-satunya pewaris tahta Kerajaan Inggris milik sang ayah. Meski begitu, nyatanya kehadiran Mary Tudor sebagai pewaris tahta tidaklah dikehendaki oleh sang ayah, Raja Henry VIII.

Sang ayah menginginkan anak laki-laki untuk menggantikan tahtanya, bukan seorang perempuan. Alhasil, Raja Henry VIII pun meninggalkan istri dan anaknya untuk menikah lagi. Kejamnya lagi ternyata sang ayah mencoret Mary Tudor sebagai pewaris tahta selanjutnya.

Pada tahun 1520, Raja Henry VIII akhirnya menikahi seorang wanita bernama Anne Boleyn. Harapan sang raja untuk memperoleh anak laki-laki masih belum terpenuhi, ia malah dikaruniai anak perempuan yang diberi nama Elizabeth I.

Melihat anak perempuan lagi, Raja Henry VIII pun sekali lagi meninggalkan sang istri. Tidak sampai disitu, karena rasa kekecewaannya yang begitu mendalam, Raja Henry VIII dengan kejam memenggal kepala istrinya tersebut.

Raja Edward VI
Pada akhir ia dapat memperoleh anak laki-laki dengan istri kelimanya, Jane Seymour. Anak laki-laki tersebut diberi nama Edward. Melihat kelahiran sang putra pertamanya, Raja Henry VIII sangat senang karena sudah mempunyai calon penerus tahta seorang laki-laki.

Lukisan wajah Raja Edward VI (bestglitz.com)
Lukisan wajah Raja Edward VI (bestglitz.com)
Kedua anak perempuan Raja Henry VIII, Mary Tudor dan Elizabeth I akhirnya dikembalikan lagi ke istana dan menjadi pewaris tahta kelak jika sang ayah tiada. Mary Tudor menjadi pewaris tahta kedua, sedangkan Elizabeth I pewaris tahta yang ketiga.

Tepat pada 20 Februari 1547 sang anak laki-laki, Edward resmi dinobatkan menjadi seorang raja menggantikan kedudukan sang ayah. Ia resmi menyandang sebagai "Raja Edward VI" diusianya yang ke 9 tahun.

Selama menjadi pemimpin Kerajaan Inggris, Edward VI ini dikenal sebagai seorang raja yang sangat teguh menyebarkan agama protestan pada seluruh rakyatnya, termasuk kepada kedua kakak kandungnya, Mary Tudor dan Elizabeth I.

Gambaran wajah Ratu Elizabeth I yang dijuluki Queen of Virgin (news.okezone.com)
Gambaran wajah Ratu Elizabeth I yang dijuluki Queen of Virgin (news.okezone.com)
Mary Tudor sendiri merupakan seorang Katolik, yang mana keyakinan tersebut sangat ditentang oleh sang ayah, Raja Henry VIII. Tepat pada tahun 1553, sang ayah pada akhirnya mencopot kembali status pewaris tahta Mary, beberapa saat sebelum kematiannya.

Kudeta Mary Tudor I
Posisi Mary sebagai pewaris tahta kemudian digantikan oleh sepupu jauh mereka yang bernama Lady Jane Grey. Pada 10 Juli 1553, Lady Jane Grey resmi naik tahta menggantikan Raja Edward VI.

Lady Jane Grey yang sudah mengetahui niat buruk kakak dari sepupunya, langsung menghubungi sang ayah untuk melindunginya dan membuang Mary ke tempat pengasingan, East Anglia, Britania Timur.

Mary Tudor yang murka dan ingin balas dendam pelan-pelan mengumpulkan pasukan di East Anglia untuk menggulingkan pemerintahan Lady Jane Grey.

Tidak butuh waktu lama, sembilan hari kemudian, tepatnya pada 19 Juli 1553 Mary Tador sukses mengkudeta kekuasaan Lady Jane Grey dan sekaligus memproklamirkan diri menjadi Ratu Inggris pertama yang dikenal dengan nama "Ratu Mary I".

Selama kepemimpinannya, Ratu Mary I sangat getol dalam memberikan pengaruh keyakinan Katolik pada seluruh rakyatnya, termasuk pada keluarga kerajaan sendiri.

Rakyat yang beragama selain Katolik dipaksa untuk berpindah keyakinan, yang mana kalau tidak mau menuruti kemauan sang ratu akan langsung dibunuh dengan cara yang sadis, seperti dipenggal dan dibakar hidup-hidup.

Potret kekejaman kepemimpinan Ratu Mary Tudor (history.com)
Potret kekejaman kepemimpinan Ratu Mary Tudor (history.com)
Kepemimpinannya yang kejam membuat rakyat Inggris memberontak dengan berusaha menggulingkan atau bahkan membunuh Ratu Mary I. Meski begitu, berbagai rencana pemberontakan tersebut selalu berujung kegagalan.

Salah satunya pemberontakan yang dipimpin oleh Sir Thomas Wyatt dan ayah Lady Jane Grey, namun sayang, mereka dan pasukannya gagal melawan tentara kerajaan Mary I dan harus berakhir dalam hukuman penggal.

Kepemimpinan Mary Tudor I yang kejam ini pun membuat rakyatnya menjuluki sang ratu sebagai "Bloody Mary" atau penyihir merah jahat. Ia bahkan tega memenjarakan saudara perempuannya, Elizabeth.

Ratu Mary I sendiri menikah dengan Raja Filipe dari Spanyol. Kehidupan mereka nyatanya tidak berjalan mulus, sebab kedua pasangan ini tidak dikaruniai seorang anak.

Sampai pada tahun 1558, kala itu Inggris sedang dilanda virus influenza yang merenggut jutaan nyawa, salah satunya Ratu Mary Tudor I ini. Ia mengalami demam tinggi dan terbaring lemas diatas ranjang selama 1 bulan. Sampai pada 14 Desember 1558 Ratu Mary Tudor I dari Inggris ini menghembuskan nafas terakhirnya.

Tahta kerajaan pada akhirnya diwariskan pada sang adik, yang kemudian diberi gelar sebagai Ratu Elizabeth I.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun