Hal ini terjadi karena masih adanya stigma buruk terhadap mahasiswa yang masuk lewat jalur mandiri. Sudah menjadi rahasia umum bahwa jalur mandiri bisa dikatakan sebagai "tambang emas" bagi perguruan tinggi. Jalur mandiri sendiri identik dengan mahasiswa-mahasiswi berkantong tebal.
Masih adanya anggapan bahwa mahasiswa jalur mandiri itu biasa ampai saat ini menjadi problematika. Kebanyakan menganggap mahasiswa jalur SNM dan SBM pintar-pintar, sedangkan mahasiswa jalur mandiri biasa saja.
Tidak jarang stigma seperti itu kedepannya bisa menimbulkan perpecahan dan mulai nya terbentuk golongan pertemanan, yang lebih parah akan menimbulkan kesenjangan sosial.
Kesenjangan sosial merupakan suatu kondisi dimana terjadi suatu ketimpangan atau ketidakseimbangan antar individu maupun kelompok yang terbentuk akibat adanya ketidakstabilan jumlah sebaran, sehingga meningkatkan adanya deskriminasi, tindak rasisme.
Melihat dampak buruk yang ditimbulkan kedepannya, tentu stigma macam ini harus segera dihilangkan.
Entah masuk jalur SNM, SBM, ataupun Mandiri, semuanya sama. Tentu kita tidak tau apa saja yang dilewati oleh setiap mahasiswa. Barangkali mereka sudah mencoba jalur SNM dan SBM, namun diterima di Mandiri.
Kita tidak bisa menghakimi secara sepihak. Sebagai seorang mahasiswa, tentu kita harus bersikap lebih dewasa dengan tidak membeda-bedakan jalur apa mahasiswa lain. Kita semua berteman, saling membantu supaya bisa lulus bersama, dengan begitu bisa menambah relasi pertemanan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI