Indonesia baru saja merayakan Hari Kemerdekaannya. Tepat Rabu, 17 Agustus 2022 lalu, negara tercinta kita ini telah memasuki usia yang ke 77 tahun. Indonesia sendiri merdeka sejak 17 Agustus 1945 ketika masa penjajahan Jepang.
Negara Indonesia dulunya bernama Hindia-Belanda. Berada di bawah penjajahan bangsa lain membuat rakyat Indonesia hidup dalam kesengsaraan, penindasan, deskriminasi, berujung kematian.
Masa Penjajahan
Dahulu, sebelum merdeka, Indonesia sempat dijajah oleh beberapa bangsa asing, yaitu Portugis, Inggris, Belanda, dan Jepang. Kekayaan sumber daya alam yang melimpah membuat tanah Nusantara menjadi rebutan bangsa-bangsa Eropa, yang dulunya kita kenal dengan Semboyan 3GÂ (Gold, Glory, Gospel).
Gold (mencari kekayaan dengan berdagang, Glory (mencari kejayaan dengan meluaskan daerah jajahan), dan Gospel (menyebarkan agama Nasrani).
Mulanya, saat pertama kali datang, bangsa-bangsa penjajah bersikap baik terlebih dahulu untuk menarik perhatian rakyat pribumi (sekarang Indonesia), nyatanya hal ini pun berhasil.Â
Lama kelamaan, sifat asli penjajah mulai kelihatan, pelan-pelan mulai ada penindasan, deskriminasi, dan segala bentuk kekejaman lain.
Sebut saja kerja paksa atau rodi, membangun jalan dari Anyer sampai Panarukan, diperintah oleh Jendral Belanda yang sangat kejam, Jendral Herman Willem Daendels. Kala itu ia dijuluki tangan besi. Selama kepemimpinannya, rakyat pribumi disiksa hingga dibiarkan mati kelaparan. Itu hanya potret sebagaian kecil penderitaan rakyat Indonesia sebelum merdeka.
Setelah Belanda pergi, penderitaan rakyat pribumi belum usai, datang Jepang, meski menjajah Indonesia hanya seumur jagung, penderitaan, kesengsaraan rakyat pribumi sudah sangat cukup untuk menggambarkan betapa kejamnya Jepang.
Sebut saja romusha, sistem kerja paksa yang dilakukan selama penjajahan Jepang. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan infrastruktur Jepang dalam menghadapi perang Asia Timur. Sama dengan kerja rodi masa Kolonial Belanda, di romusha rakyat pribumi juga ditindas.