Saat ini harga mie instan bisa dikatakan bersahabat, contohnya sarimi isi dua, cukup dengan harga Rp3.500 per bungkus, kita bisa menikmati mie instan porsi banyak dan kenyang, kalaupun ada yang mahalan dikit, contoh ada mie sehat lemonilo, hanya Rp6.000 per bungkus.
Bayangkan apa yang terjadi jika mie instan benar-benar mengalami kenaikan tiga kali lipat dari harga saat ini, misalkan sarimi isi dua yang sebelumnya harganya Rp3.500 per bungkus menjadi Rp10.500 per bungkus, apa tidak menjerit anak kos.
Membeli mie instan sama dengan membeli nasi sebungkus, atau bahkan lebih mahal membeli mie, yang biasanya membeli mie untuk menghemat biaya menjadi bentuk foya-foya. Bukan rahasia umum, bahwa membeli mie instan adalah salah satu bukti bahwa kita anak kos tidak punya lauk untuk disandingkan dengan nasi ataupun sedang krisis keuangan diakhir bulan.
Tentunya para anak kos atau anak perantauan di Indonesia berharap wacana kenaikan harga tiga kali lipat mie instan tidak benar-benar terjadi, kalau pun jadi, semoga tidak terlalu besar kenaikan harganya.
Meski begitu, mengkonsumsi mie instan memiliki batasan, jadikan mie instan opsi kedua jika benar-benar tidak ada nasi, sebab konsumsi mie instan secara berlebihan tidak baik bagi kesehatan tubuh, khususnya untuk sistem pencernaan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI