Ia yakin cepat atau lambat, China akan segera menginvasi Taiwan. Kekhawatiran terbesar warga Taiwan adalah upaya penyatuan budaya China dengan Taiwan secara perlahan-lahan.
Menyusul pernyataan Duta Besar China untuk Prancis, Lu Shaye mengatakan bahwa Beijing akan melakukan pendidikan ulang setelah negaranya menganeksasi Taiwan.
Aneksasi sendiri merupakan suatu upaya pengambilan secara paksa tanah pada suatu wilayah untuk kemudian digabungkan, mudahnya bisa dikatakan sebagai perebutan wilayah Taiwan yang dilakukan China.
Lu Shaye mengatakan edukasi tentang pendidikan ulang tersebut akan dilakukan tanpa ada ancaman atau tekanan. Dibandingkan masalah invasi, warga Taiwan lebih takut jika budaya dan bahasa lokal mereka akan hilang bila disatukan dengan China.
"Dibandingkan dengan ancaman militer dari pihak China, kami lebih takut dengan serangan dunia maya dan invasi budaya mereka," ujar Chen.
Pernyataan ini tentu beralasan, sebab di zaman ini semakin banyak kalangan remaja yang menggunakan Bahasa Mandarin khas China, bukan Taiwan. Belum lagi gaya berpakaian dan budaya perlahan-lahan mulai mengadopsi apa yang ada di Beijing (China).
Chen mengatakan masalah terbesar terletak pada media sosial, dimana lewat sana budaya lokal Taiwan mulai tergerus oleh masuknya budaya China, yang tentunya akan menimbulkan masalah sosial.
"Jika suatu saat Taiwan disatukan lagi dengan China, Taiwan sudah pasti akan menjadi Hongkong atau bahkan Xinjiang berikutnya. Itu berarti kami akan kehilangan semua yang kami miliki," tutup Chen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H