Konflik China-Taiwan nampaknya belum menemukan titik temu. Hal ini tercermin dari adanya latihan militer yang dilakukan China disekitaran wilayah laut dan darat Taiwan. Meski begitu Taiwan menegaskan tidak menyerah atau pun tunduk begitu saja pada tekanan China. Pernyataan tersebut diutarakan seusai latihan militer China yang berlangsung selama 4 hari berturut-turut, dan berakhir pada Minggu (07/08/22).
PM Taiwan, Su Tseng-chang mengatakan bahwa China telah melakukan tindakan militer yang berlebihan, dimana dinilai telah mengganggu keamanan dan stabilitas wilayah Taiwan.
"Kami tidak akan pernah tunduk pada tekanan. Kami menjunjung tinggi kebebasan dan demokrasi, serta percaya bahwa warga Taiwan tidak menyetujui tindakan intimidasi China dengan kekerasan dan gemerincing pedang di depan pintu kami,” ucap Su Tseng, Minggu (07/08/22) dikutip dari Bloomberg.
Perdana Menteri Su Tseng-chang percaya bahwa negara-negara di dunia pun mengecam tindakan yang dilakukan China terhadap Taiwan.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa total ada 66 peluncuran serangan tiba-tiba yang dilakukan oleh Tentara Pembebasan Rakyat China, dimana 22 serangan diantaranya melewati Zona Identifikasi Pertahanan Udara Taiwan.
Tidak sampai disitu, diperkirakan total ada 14 kapal perang China yang bersiaga disekitaran Selat Taiwan. Belum lagi adanya drone-drone pengawas yang terbang di udara.
Perlu diketahui, tekanan yang dilakukan China saat ini bertujuan untuk menyatukan wilayah Taiwan dibawah kekuasaan langsung pemerintah Tiongkok, disisi lain pihak Taiwan menyatakan bahwa mereka adalah negara merdeka yang punya pemerintahannya sendiri, yang mana menjadi akar ketegangan antara China dengan Taiwan.
Keterlibatan Nancy Pelosi
Keberanian Taiwan dalam menentang tekanan dari China kian membesar seusai kunjungan Ketua DPR Amerika, Nancy Pelosi dalam upayanya mendukung kebebasan Taiwan. Nancy Pelosi berkunjung ke Taiwan pada Kamis (04/08/22) menggunakan pesawat militer.
Dalam kunjungannya, Nancy Pelosi menyatakan mengecam keras apa yang dilakukan China dengan mengganggu keamanan dan kebebasan Taiwan. Ia juga menawarkan kerjasama ekonomi yang lebih baik antara Amerika dan Taiwan.
Joe Biden menyatakan Amerika siap membantu dan mengerahkan kekuatan militer jika Taiwan diserang oleh China. Jelas pernyataan ini semakin membuat China geram terhadap Amerika yang seakan mencampuri urusan regional mereka.
Tentu negara-negara di dunia tidak ingin adanya perang yang mana dapat menimbulkan jatuhnya korban jiwa, maka dari itu, perlu adanya mediator antara kedua negara agar bisa menyelesaikan masalah dengan jalan diplomasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H